Satu Islam Untuk Semua

Friday, 21 October 2016

Sambut Hari Santri Nasional 2016, Apa Tujuan Warga NU Baca 1 Miliar Shalawat Nariyah?


islamindonesia.id—Sambut Hari Santri Nasional 2016, Apa Tujuan Warga NU Baca 1 Miliar Shalawat Nariyah?

 

Hari ini, Jumat 21 Oktober 2016 bisa dikatakan sebagai hari yang sangat spesial dan bersejarah bagi para santri di seluruh penjuru Nusantara. Mengapa demikian?

Sebab di hari ini, tepatnya Jumat malam Sabtu, 21 Oktober 2016, yang bertepatan dengan 21 Muharam 1438 H, para santri dan seluruh masyarakat Muslim diimbau untuk ikut berpartisipasi dalam mengamalkan atau membaca 1 Miliar Shalawat Nariyah.

Dalam situs resminya, PBNU menjelaskan, “Akan memperingati Hari Santri Nasional (HSN) kedua dengan bacaan Shalawat Nariyah sebanyak 1 Miliar kali. Pembacaan shalawat akan serentak dilakukan oleh ribuan orang di 10 ribu titik pada tanggal 21 Oktober malam.”

Sebagaimana dimuat dalam situs tersebut, PBNU menjelaskan bahwa konsep awal dari pelaksanaan amaliyah 1 Miliar Shalawat Nariyah ini adalah sejumlah 100x setiap orang atau satu putaran tasbih. Kuota minimum akan dilakukan di  10 ribu titik (tempat). Namun demikian bukan berarti hanya dikhususkan bagi lembaga NU atau warga NU saja. Kegiatan ini secara luas bisa dilakukan oleh setiap Muslim di seluruh penjuru Nusantara.

Lalu pertanyaannya, apa sebenarnya rahasia dan khasiat pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah ini?

Untuk menjawabnya, tentu saja kita harus kembali kepada teks Shalawat Nariyah itu sendiri sebagai salah satu sighat shalawat sekaligus doa permohonan.

Di dalam Shalawat Nariyah terdapat pujian keagungan kepada Rasulullah sekaligus doa pengharapan kepada Allah dengan menjadikan Rasulullah sebagai wasilah atau perantara.

Shalawat Nariyah diawali dengan kata Allaahumma yang artinya doa permohonan kepada Allah, Wahai Allah, Ya Allah, yang kemudian dilanjutkan dengan Shalli shalatan kaamilatan wa sallim salaaman taamman yang artinya Bershalawatlah dengan shalawat yang sempurna dan bersalamlah dengan salam yang sempurna.

Setelah menyeru Allah, selanjutnya Shalawat Nariyah mengajak sang pembaca untuk memohonkan shalawat dan salam yang sempurna kepada sosok manusia agung nan luhur budi pekertinya dan yang disifati oleh Allah dengan sifat Rauf dan Rahim.

Siapakah manusia agung tersebut? Dalam kalimat selanjutnya disebutkan: Alaa Sayyidinaa Muhammadin, yakni Atas penghulu kami Sayyidina Muhammad.

Ya, Shalawat Nariyah secara tegas ditujukan kepada sosok Baginda Nabi Agung Muhammad saw.

Lantas, siapakah beliau itu? Untuk menjawabnya, disebutkan pada kalimat berikutnya bahwa beliau adalah, Tanhallu bihil ‘uqadu yakni Yang dengannya ikatan-ikatan terlepas.

Baginda Nabi Agung Muhammad saw dijelaskan sebagai sosok yang digunakan sebagai wasilah atau perantara untuk melepaskan ikatan-ikatan, yang membuat hidup kita menjadi terasa sempit. Dengan kita memohon kepada Allah dengan berkah dan kedudukan Rasulullah, maka diharapkan segala ikatan akan terlepas.

Lebih jelasnya, apa saja macam kesempitan dan lepasnya ikatan yang dimaksud? Hal ini dijawab dalam kalimat lebih lanjut sebagai berikut:

Wa tanfariju bihil kurabu, Wa Tuqdha Bihil Hawaiju Wa Tunalu Bihirraghaibu, Wa Husnul Khawatimi, Wa Yustasqal ghamamu yaitu Kesedihan-kesedihan lenyap, kebutuhan-kebutuhan didapat, kesenangan-kesenangan didekap, semua diakhiri dengan kebaikan, dan hujan diturunkan.

Demikian pula Baginda Agung Nabi Muhammad saw menjadi wasilah untuk menghilangkan kesedihan, mendapatkan hajat duniawi dan ukhrawi, dan mendapatkan kesuksesan dunia akhirat dengan husnul khatimah, yang ditegaskan dengan kalimat, Bi Wajhihil Kariim yaitu Berkat dirinya yang pemurah.

Rasulullah sebagai wasilah yang penuh dengan berkah dan beliau adalah hamba yang menjadi pusat berkah di alam semesta itu sendiri. Karena tanpa kehadiran beliau, tidak akan semesta ini diciptakan Allah. Maka sejatinya, semuanya ini untuk dan bagi beliau saw.

Shalawat Nariyah kemudian ditutup dengan doa kesejahteraan kepada seluruh keluarga dan para sahabat Rasulullah, Wa Alaa Aalihi wa Shahbihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’luumillak.

Demikianlah sekilas mengenai isi atau shigat dari Shalawat Nariyah.

Lalu apa khasiat atau manfaat dari membaca 1 Miliar Shalawat Nariyah di Hari Santri Nasional?

Jawabannya adalah sebagai salah satu upaya dan cara mengutarakan permohonan kepada Allah  agar kita sebagai warga Nusantara senantiasa mendapatkan kesejahteraan lahir batin, agar kehidupan kita senantiasa diliputi kebahagiaan dan terjauh dari kesedihan, agar semua kebutuhan hidup terpenuhi, sehingga kita dapat mencapai husnul khatimah secara sempurna, bahagia dunia akhirat.

Selain untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN), tujuan utama dari pembacaan 1 Miliar shalawat ini adalah dalam rangka mendoakan keselamatan seluruh bangsa Indonesia.

Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh banyak ulama, salah satunya seperti tercantum dalam kitab Afdhalush Shalawat ‘Ala Sayyidis Sadat bahwa Shalawat Nariyah ini merupakan perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan Allah, membacanya adalah kunci untuk membuka pundi-pundi perbendaharaan Allah, yang akan Allah bukakan bagi orang yang secara rutin membacanya di antara hamba-hamba Allah.

Al-Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Barangsiapa yang ingin mendapatkan sesuatu yang penting dan agung, atau ingin menghilangkap bencana yang sudah akut, maka hendaklah ia membaca Shalawat Nariyah atau Shalawat Tafrijiyah ini, dan hendaklah ia bertawasul kepada Baginda Nabi Muhammad saw yang memiliki budi pekerti yang agung, sebanyak 4444x, karena Allah akan benar-benar mengabulkan harapan dan permohonannya, sesuai permintaannya.

Demikianlah sekelumit khasiat membaca 1 Miliar Shalawat Nariyah di Hari Santri Nasional 2016.

Semoga bermanfaat dan mendapatkan pencerahan serta kemampuan untuk ikut mengamalkan Shalawat Nariyah, bukan hanya pada Hari Santri Nasional saja tapi juga di waktu-waktu lain.

[Baca: Apa Saja Khasiat Shalawat Nariyah yang Dibaca Warga NU Sambut Hari Santri?]

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *