Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 02 December 2015

‘Salam Sampurasun Bisa Sejalan Ajaran Islam’


Menanggapi polemik salam Sunda ‘sampurasun’, cendekiawan Muslim Haidar Bagir tidak menutup kemungkinan adanya kearifan lokal yang sesuai dengan syariat Islam. Bahkan, lanjut salah satu pendiri Gerakan Islam Cinta ini, kearifan lokal dapat membantu siapa saja yang ingin menggali khazanah ajaran Islam di setiap daerah.

“Saya yakin, unsur-unsur budaya yang sesuai syariat adalah peninggalan para nabi yang di dalam hadis disebut berjumlah 124 ribu orang,” kata Haidar seperti dikutip Antara, (2/11).

Salam yang berasal dari kalimat “sampurna ning ingsuh”, oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, diartikan “sempurnakan diri Anda”. Dari segi makna saja, lanjut Haidar, salam Sunda ini dekat dengan ajaran Islam.  Terkait “kesempurnaan diri”, umat Islam harus percaya pada rukun Iman dan Islam yang akan lebih sempurna lagi jika melakukan amal-amal baik sebagai wujud keimanan dan keislaman.

“Selama dilandasi dengan kesadaran ajaran Allah, salam Sampurasun sejalan dengan ajaran Islam. Akan bagus jika sebelum mengucapkannya diawali dengan ucapan Assalamu ‘alaikum,” katanya

Atas dasar ini juga, menurut pengajar Tasawuf ini, ajaran Islam sangat menghargai keragaman budaya. Sebagian pemikir dan ulama Islam berpendapat bahwa Allah mungkin saja mengilhamkan hikmah (kebijaksanaan) kepada orang-orang bijak yang bukan nabi.

Sebelumnya, salah satu petinggi Front Pembela Islam (FPI) yang sempat memplesetkan salam Sunda menjadi “campur racun” dilaporkan ke kepolisian. Tidak hanya dilaporkan, tapi yang bersangkutan, oleh sejumlah ormas Sunda, juga dituntut minta maaf.

Kini, giliran petinggi FPI melaporkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang dianggap menghina Islam karena sikapnya yang mengutamakan ‘salam budaya’ di atas ‘salam agama’.

 

Edy/ Islam Indonesia/ Foto: Merdeka

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *