Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 25 February 2014

Said Aqil Siradj: Tanpa Budaya, Agama Tidak Akan Langgeng


www.itoday.co.id

Hebatnya para wali, nasihat Ali Ra. dikemas dengan nama para wayang

 

Tanpa budaya, agama apa pun tidak akan langgeng. Demikian diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dalam akun youtube yang diunggah Kenduri Cinta.

Begitu pun dengan Islam. Jika tidak sinergi dengan budaya, sinergi dengan seni, sinergi dengan peradaban, maka Islam perlahan akan lenyap. Karenanya, menurut Kiai Said, “Islam harus dibumikan, bukan hanya di langit, tapi juga harus dimanusiakan. Memanusiakan nilai-nilai Tuhan, Ta’nisu Ilah.”

Di Jawa, Islam dapat berkembang pesat, karena para wali menempatkan agama selaras dengan budaya. Salah satunya, dengan menggunakan nama-nama yang akrab di telinga orang-orang Jawa.

Dulu, untuk menyampaikan nasihat imam Ali Ra., ‘Sammir khoiron fatruk ma bagho’ yang artinya ‘Bergegaslah melaksanakan kebaikan, tinggalkan hal-hal yang menyimpang’, para wali sengaja menggantinya dengan bahasa yang ringan dan membumi dengan masyarakat. Yakni, dengan nama Semar (sammir), Gareng (khoiron), Petruk (fatruk), Bagong (bagho).

Wayang digunakan sebagai medium dakwah karena memiliki nilai filosofis yang mendalam. Kaki wayang, misalnya—yang dibuat dengan ukiran paling sulit dan butuh ketelitian di antara bentuk wayang lainnya. Ini selaras dengan dakwah. Bicara mudah dilakukan, tapi mengamalkannya itu yang sulit.

Kiai menambahkan, orang-orang Jawa senang melakukan sesajen, tapi para wali mengubahnya dengan cara selamatan—mengundang para tetangga dengan memperbanyak hidangan dan dibagikan atau dimakan secara bersama-sama.

Juga, saat penduduk Indonesia masih mayoritas memiliki kepercayaan bahwa sapi merupakan binatang yang disembah (Hindu), maka para wali tidak langsung menyerukan pemotongan hewan kurban dengan sapi, tapi menggantinya dengan binatang lain seperti kerbau demi menghormati perasaan mereka. Sehingga, dakwahnya perlahan dapat masuk ke hati semua kalangan.

“Jika hanya dengan doktrin, orang-orang akan lari dari agama. Itu cara bilhikmah, bukan hanya dengan ‘Allahu akbar’,” tegasnya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *