Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 07 June 2014

Rumah Sakit di Cina Larang Karyawannya Puasa Ramadhan


esq-news.com

Larangan puasa diberlakukan agar tidak mempengaruhi kerja normal dan kehidupan.

Instruksi sebuah rumah sakit Cina yang memaksa para karyawan Muslim untuk tidak berpuasa selama bulan suci Ramadhan telah memicu reaksi kemarahan umat Muslim, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang menyesakkan bagi hak minoritas beragama.

“Bagaimana salah? Ini adalah keyakinan agama kami!” Tanya Yexil Esra dalam komentarnya pada postingan departemen kesehatan Sina Weibo di kabupaten itu, seperti dilaporkan New York Times, dilansir OnIslam pada Sabtu (07/06).

“Siapa bilang bahwa hanya karena seseorang tidak makan siang mereka kehilangan kemampuan mental dan fisik mereka untuk bekerja secara normal. Apakah Anda berpuasa selama bulan Ramadhan? Anda tidak akan mati karena itu.”

Komentar marah Muslim itu muncul setelah website kesehatan departemen Sina Weibo mengatakan bahwa Rumah Sakit Pengobatan Cina di Yining—juga dikenal sebagai Ghulja—telah meminta paksa kepada staf Muslim untuk tidak menjalankan puasa Ramadhan “agar tidak mempengaruhi kerja normal dan kehidupan.”

Selain itu, staf Muslim didesak untuk menandatangani janji patuh mereka dalam “buku tanggung jawab.”

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Sekretaris Rumah Sakit Partai Komunis, Zhang Xiguang. Instruksi tersebut diumumkan hanya tiga minggu sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan, yang akan dimulai pada tanggal 28 Juni.

Umat Muslim Cina melampiaskan kemarahannya melalui komentar di posting itu dan mempertanyakan legalitas perintah tersebut.

Dama Mitu_9527 bertanya, “Departemen Kesehatan Yining, apakah Anda yakin ini tidak inkonstitusional? (dengan ikon wajah marah)”

Komentar lain datang dari akun bernama Happiness Comes and Goes: “Ramadhan adalah kebebasan individu bagi keyakinan seseorang. Ini masalah pribadi. Jika tidak mempengaruhi pekerjaan mereka, maka itu tanggung jawab mereka pribadi.”

Perintah kontroversial seperti ini bukan hal baru bagi umat Islam di distrik East Turkestan bermayoritas Muslim, yang dikenal sebagai Xinjiang.

Pihak berwenang Cina dilaporkan telah memberlakukan pembatasan terhadap siswa Muslim Uighur untuk liburan musim panas di wilayah barat laut Xinjiang menjelang Ramadhan.

Berdasarkan pembatasan, siswa Uighur di bawah usia 18 tahun dilarang puasa selama bulan Ramadhan atau mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan. [LS/OnIslam]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *