Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 06 May 2014

Romo Magnis: Para Pastor Harus Bangun Komunikasi dengan Tokoh Muslim


foto:hendijo

Kesaksian akan kekuatan cinta kasih wajib menjadi fokus kita bersama.


ROMO MAGNIS –panggilan akrab budayawan sekaligus tokoh Katholik Franz Magnis Suseno– mengajak semua pihak untuk  tidak menjelek-jelekan agama lain. “Kita jangan menilai agama lain itu buruk. Kita tidak boleh mempersalahkan orang lain tapi harus mempertanggungjawabkan iman kita,” ujar Romo Magnis dalam bedah buku terbarunya berjudul ‘Iman dan Hati Nurani’ di Jakarta pada Sabtu (3/5).

Kepada umat Kristiani, ia mendorong mereka untuk terus membangun komunikasi dan silaturahim. “Saya selalu minta para pastor paroki untuk membangun komunikasi atau silahturahim dengan para tokoh Muslim di wilayah mereka.”

Dalam pengamatan Romo Magnis, 40 tahun terakhir ini Indonesia lebih islami dan trend ini masih berlangsung terus hingga kini. Alih-alih merasa tersingkirkan, umat Kristiani, baik Katolik maupun Protestan, harus melihat islamisasi ini sebagai tantangan untuk berbuat lebih baik demi kemanusiaan. Kendati tingkat intoleransi di akar rumput semakin bertambah, bukan berarti  itu menghalang umat Kristiani untuk terus berupaya membangun hubungan baik dengan sesama umat lintas agama.

Ia menyebut banyak dari kaum rohaniwan mempunyai hubungan yang cukup baik dengan pelbagai pribadi dan kelompok Muslim. Bahkan dengan kalangan Muslim yang sering disebut radikal pun hubungan baik itu tercipta.  ” Mereka menghormati para pastor dan suster dan tentunya ini menjadikan kita menghadapi umat Muslim bisa lebih terbuka. Dan bisa membantu umat untuk bersikap dengan saudara-saudari Muslim secara wajar dalam semangat Kristus.”

Semangat persaudaraan itu tetap harus dimunculkan oleh umat Kristiani di mana pun berada. Kendati belakangan ini, kaum Kristiani kerap terganjal berbagai kasus pelarangan upaya pembangunan gereja, namun kebaikan harus tetap jalan terus.

“Tentu saja, kita juga boleh dan kadang-kadang harus membela hak-hak kita sampai di depan pengadilan. Tetapi, fokus kita adalah pada kesaksian: kesaksian akan kekuatan cinta kasih yang tidak bisa dipadamkan,” ujarnya.

 

Sumber: UCA News

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *