Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 27 February 2014

Ribuan Manusia di Suriah Rela Antri Demi Bisa Makan


Liputan6.com

Ketika Anda merasa tak sabar saat makanan atau kopi pesanan tak kunjung datang,  lihatlah foto adegan riuh ribuan kamp pengungsi ini.

 

Sebuah foto memilukan datang dari kamp pengungsian Yarmouk di Suriah. Betapa tidak, ribuan manusia yang terdiri dari pria, perempuan, tak ketinggalan anak-anak ini rela mengantri demi bisa makan.

Bayangkan, berapa lama mereka akan menghabiskan waktu dan menahan rasa lapar hanya untuk mendapatkan “jatah” makan?

Bahkan, foto yang diambil pada 31 Januari 2014 ini memperlihatkan betapa padat dan rapatnya barisan orang-orang itu. Jika secarik foto mewakili ribuan kata, tampaknya gambar ini akan mengungkapkan kondisi pengungsi itu yang memiliki makna seragam, yakni penderitaan.

Kamp pengungsi Yarmouk di Damaskus itu diakui PBB tengah mengalami kekurangan bahan makanan dan obat-obatan sejak perang saudara pecah di Suriah, Desember 2012—yang terjadi antara pasukan loyalis Presiden Bashar Assad dan pemberontak yang mencoba menggulingkan sang pemimpin.

Sejak pertengahan 2013, lebih dari 100 orang tewas di Yarmouk akibat penyakit yang menjalar dan diperburuk oleh kelaparan. Demikian menurut data PBB. Sekitar setengah dari kamp yang awalnya dihuni 150 ribu orang telah melarikan diri.

Yarmouk termasuk 9 kamp Palestina terbesar di Suriah. Sejak dibangun pada  1957, ia telah berkembang menjadi sebuah distrik pemukiman padat penduduk. Beberapa generasi pengungsi Palestina telah tinggal di sana.

Di Suriah terdapat 540 ribu pengungsi Palestina dan konflik di Suriah dalam beberapa tahun belakangan membuat kondisi mereka makin sulit.

Melihat kondisi tersebut, PBB pun kemudian menyerukan kepada kedua belah pihak  yang berseteru untuk mengizinkan relawan kemanusiaan masuk dan melanjutkan distribusi makanan dan obat-obatan sesegera mungkin.

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), Filippo Grandi mengatakan, para pengungsi Palestina “trauma dengan apa yang telah mereka alami dan membutuhkan bantuan mendesak,” demikian dimuat News.com.au, Kamis (27/2/2014).

 

Sumber: Liputan6.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *