Satu Islam Untuk Semua

Friday, 26 July 2019

Resmi, Arab Saudi mengundang Pasukan Amerika untuk Pertama Kalinya sejak 2003


islamindonesia.id – Resmi, Arab Saudi mengundang Pasukan Amerika untuk Pertama Kalinya sejak 2003

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, setuju untuk menjadikan negaranya sebagai pangkalan pasukan Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak tahun 2003. Hal tersebut dipicu oleh meningkatnya ketegangan antara AS dengan Iran.

Kantor Berita Resmi Arab Saudi (SPA) mengatakan bahwa pekan lalu Raja Salman telah menyetujui langkah itu dalam upaya untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas regional di wilayah tersebut.

Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi langkah itu dalam sebuah pernyataan, mengatakan akan mengerahkan pasukan dan sumber dayanya ke Arab Saudi untuk “memberikan pencegahan (deterrent) tambahan” dalam menghadapi “ancaman yang muncul dan dapat diyakini (nyata).”

Pada Jumat (19/7) pekan lalu, Iran mengatakan telah menahan sebuah kapal tanker minyak milik Inggris di Selat Hormuz, namun membantah pernyataan Washington yang mengatakan bahwa Angkatan Laut AS telah menjatuhkan sebuah pesawat tak berawak Iran di dekatnya awal pekan lalu.

Keputusan untuk menjadi tuan rumah bagi pasukan AS bertujuan “untuk meningkatkan kerja sama dalam pertahanan keamanan dan stabilitas regional dan untuk menjaga perdamaiannya,” kata SPA, mengutip seorang pejabat Kementerian Pertahanan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Seorang pejabat AS, yang mau berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa pengerahan itu akan mencakup sekitar 500 personil militer AS di Arab Saudi, dan merupakan bagian dari peningkatan jumlah pasukan AS di Timur Tengah yang diumumkan Pentagon bulan lalu.

Pada Juni, Pentagon mengatakan akan mengerahkan 1.000 tentara ke Timur Tengah tetapi tidak mengatakan ke mana mereka akan ditempatkan.

Hubungan antara Washington dan Teheran memburuk tahun lalu ketika Presiden Donald Trump secara sepihak membatalkan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan negara-negara kuat di dunia.

Di bawah perjanjian itu, Iran sebelumnya telah setuju untuk membatasi proses kerja reaktor nuklirnya – yang sejak lama dilihat oleh Barat sebagai kedok untuk mengembangkan senjata nuklir – sebagai upaya agar sanksi terhadap mereka dicabut. Tetapi sejak mundurnya Trump, sanksi diberlakukan kembali, dan itu sangat merugikan ekonomi Iran.

Trump mengatakan bahwa dia menganggap Arab Saudi sebagai mitra penting di Timur Tengah dan dapat menandingi pengaruh Iran di kawasan.

PH/IslamIndonesia/Sumber: MEE/Foto Fitur: Reuters

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *