Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 08 September 2016

RENUNGAN–Bagaimana Mendapatkan Best Deal?


Islamindonesia.id–Bagaimana Mendapatkan Best Deal?

Bukti-bukti saintifik (bukan teks-teks agama) menunjukkan bahwa manusia memiliki kapasitas lebih besar dari yang dibutuhkan sepanjang hidupnya. Banyak bagian dalam diri manusia sebenarnya dibuat lebih banyak dari yang (mampu) dipakai.

Ada persediaan dan kapasitas yang lebih dalam diri manusia. Sampai-sampai ada pakar yang bilang bahwa sekitar 70% dari kapasitas fisik dan non-fisik manusia praktis tidak terpakai selama hidupnya. Dalam sejumlah riset ilmiah ditemukan bahwa otak manusia rata-rata hanya terpakai sekitar 10-20 % dan sebelihnya nganggur. Kecuali mungkin dalam kasus-kasus khusus.

Jika kita lakukan observasi sederhana maka kita akan menemukan kebenaran pernyataan di atas. Betapa banyak dari waktu yang kita miliki yang benar-benar kita pakai? Sampaikah 30 atau 50 % yang benar-benar termanfaatkan? Berapa banyak kolesterol, protein, enzim, andrenalin, gula darah, lemak, endofin, zat besi dan sebagainya dalam tubuh yang kita pakai?

Lalu, coba kita amati yang lebih sederhana ini: berapa banyak tenaga kuda dalam mesin kendaraan yang benar-benar kita pakai? Pernahkah kita habiskan mobil sampai mentok di kecepatan 180 kmj, misalnya? Bagaimana dengan gadget? Apakah Anda pernah memakai semua feature canggih dalam ponsel pintar Anda? Rumah-rumah yang mewah dan megah pada umumnya hanya digunakan 30 persen saja. Betapa banyak kolam renang yang mengaggur berbulan-bulan tidak terpakai. Apalagi kebun. Musala rumah juga tampaknya sering berdebu.

Buku-buku yang kita beli. Uang yang kita simpan. Surat-surat berharga yang kita tumpuk. Tanah yang kita miliki. Dan sebagainya dan sebagainya. Berapa persen dari semua itu yang betul-betul terpakai?

Walhasil, betapa banyak barang yang kita miliki tapi betapa sedikitnya yang kita pakai dan kita manfaatkan. Bukan saja barang-barang milik kita di luar sana, tapi bahkan yang ada dalam tubuh kita. Begitu banyak yang seolah terbuang sia-sia. Jadi memang, sekali lagi, Pencipta telah begitu Pemurah dalam memberi dan kita tak bakal sanggup menghabiskannya.

Lantas, apakah makna semua ini? Islam mengajarkan bahwa persediaan yang begitu berlimpah ini sebenarnya karena manusia diciptakan untuk suatu perjalanan abadi. Dia bukan hidup untuk saat ini  dan di sini saja. Dia bukanlah benar-benar penduduk bumi ini. Kelak persediaan yang saat ini tidak terpakai itu akan terasa begitu sedikit dan kita menjadi sangat kekurangan. Dalam rangka perjalanan itulah manusia wajib memakai dan memanfaatkan persediaan yang berlimpah itu sebaik mungkin dan dengan cara yang paling optimal.

Lalu, bagaimana cara kita dapat menafaatkan semua ini secara optimal? Jawabannya dengan sistem penukaran yang unik. Caranya, barang yang kita miliki, tenaga yang kita simpan, atau umur yang tersedia dapat kita tukarkan atau konversikan menjadi pahala yang kekal abadi. Proses penukaran ini berlangsung lewat apa yang disebut dengan ibadah dan amal saleh. Ia tentu saja dimulai dengan niat di dalam hati, dengan suatu pengetahuan yang benar. Untuk harta benda, misalnya, ada zakat, infak, sedekah, hadiah dan sebagainya. Untuk yang lain-lain juga sama. Maka, sebanyak mungkin kita dapat menukarkan harta, tenaga, umur, tubuh dan apapun yang kita miliki untuk sesuatu yang abadi, sebanyak itu kita telah benar-benar memakai dan memanfaatkannya secara optimal.

Lebih baik lagi apabila kita mampu mengambil sedikit saja dari yang ada saat ini untuk ditukar menjadi bekal abadi itu. Mengapa? Karena dengan mengambil sesedikit mungkin dari yang ada, kita telah memaksimalkan pemanfaatannya. Teladan kita, Rasulullah, umpamanya, tak pernah memakan dua jenis makanan sekaligus. Beliau juga tak memakai baju baru kecuali baju lamanya beliau sedekahkan kepada yang membutuhkan. Beliau juga senantiasa makan bersama yang lain. Makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Jarang sekali beliau meminta bantuan orang meski banyak yang ingin membantunya. Beliau jarang berbicara yang sia-sia. Bahkan tidak berbicara kecuali ditanya.

Hidup manusia teladan terbaik itu memang begitu efisien dan optimal. Begitu ekonomis dan “menguntungkan”. Beliau sadar sekali betapa penting menukar semua yang ada sekarang dan di sini dengan bekal di perjalanan abadi. Beliau bersikap zuhud sambil memperbanyak ibadah dan amal saleh agar barternya benar-benar menguntungkan.

 

AA/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *