Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 05 March 2017

Raja Saudi akan Beli Pulau di Maladewa, India Waspada


islamindonesia.id– Raja Saudi akan Beli Pulau di Maladewa, India Waspada

 

Rencana Pemerintah Maladewa memberikan hak pengawasan atas seluruh kepulauannya kepada Arab Saudi menjadi peringatan bagi lingkaran kekuasaan di India. Pasalnya, jika hal ini terjadi, India akan mendapat tantangan baru soal keamanan perbatasan.

Presiden Maladewa Abdullah Yameen telah berada di posisi yang tidak bagus di mata India sejak 2015. Pada masa itu, Presiden terpilih di Maladewa Mohammad Nasheed ditangkap dan diadili. Di sisi lain, Yameen lebih dekat dengan Cina, sedangkan hubungan ke India melemah.

Karena itu, tak heran jika PM India Narendra Modi tidak mengunjungi wilayah kepulauan itu sejak menjabat. Sebaliknya, kepada negara tetangga lainnya ia tetap berkunjung.

Raja Saudi Salman bin Abdilaziz yang kini berada di Bali-Indonesia akan berkunjung ke Maladewa sesegara mungkin.  Hal ini dilakukan untuk mempererat pada negara yang sedang tidak memiliki hubungan baik dengan New Delhi itu.

Sang Raja akan memanfaatkan bola yang sedang bergulir dengan membeli Pulau ‘Faafu’ yang merupakan satu dari 26 pulau di Maladewa.  Kebijakan ini dikabarkan untuk membuat hubungan yang lebih strategis.

Partai oposisi di Maladewa ‘Demokrat’ (MDP) pun bereaksi atas keputusan ini. Penjualan pulau ‘Faafu ke Saudi dikhawatirkan akan menyebarkan  wahabisme lebih masif di Maladewa. Padahal, negara kepulauan ini telah banyak menyumbang ‘mujahidin’ asing di Suriah.

Menurut MDP, pemerintah harus mempertimbangkan keputusannya dengan melihat konteks penyebaran Wahabisme selama beberapa dekade belakangan ini. Juga keputusan Maladewa untuk memutuskan hubungannya dengan Iran atas perintah Saudi.

Saudi sejauh ini telah mendanai beasiswa sebanyak 300 pelajar setiap tahun. Sebanyak 70 persen dari warga Maladewa dikabarkan telah menganut Wahabisme.

MDP juga menyorot rencana  Yameen memasukkan guru-guru Agama Islam dari Saudi.  Ia akan mengubah sekolah-sekolah menjadi madrasah agama. Dari sisi ekstrimisme, Maladewa hanya berada di bawah Tunisia. Sedemikian, Maladewa termasuk yang menjadi perhatian dalam hal radikalisme di antara tetangga-tetangga India.

Gerakan Wahabisme yang dikenal puritan dari Saudi ini telah merembes ke Maladewa selama bertahun-tahun. Salah satu jalur masuknya ialah dari orang ke orang antara Maladewa dan Pakistan dan negara-negara berpenduduk Muslim terbesar di Asia Tenggara. Bahkan, ulama-ulama dan pelajar yang berideologi Wahabi selama beberapa tahun terakhir ini secara bertahap telah menjadi identitas politik tersendiri.

Kini, Maladewa bersiap menggelar pemilihan umum tahun depan dimana Pemimpin MDP dan eks Presiden Mohammed Nasheed – sekarang sedang berada di London – dikabarkan akan ikut bertarung. Yameen kelihatannya mencoba untuk menyingkirkannya den mencegah kembali dengan bantuan kelompok Islamis.

Pemerintah Yameen telah mengambil jarak yang lebih dekat lagi dengan Saudi tanpa menghiraukan opini publik. Padahal dulu, menjual tanah ke orang asing dianggap sebagai pengkhianatan atas konstitusi hingga dapat dihukum mati.

Namun semua ini berubah sejak Cina mem-backup segala kebijakan Yameen. Karena itu, menjadi penting Raja Saudi akan mengunjungi Cina juga ketika ingin mengunjungi Maladewa. Adapun India akan bersiap dengan segala bentuk strategi untuk menghadapi tantangan baru ini.[]

 

YS/ Islam Indonesia/sumber: freepressjournal.in

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *