Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 06 July 2014

Ragam Puasa: Dari Australia hingga Islandia


Online Project

Beruntunglah kita yang tinggal di garis Khatulistiwa. Waktu puasa saban tahun tak jauh berbeda, masih di kisaran 12-13 jam. Saudara-saudara Muslim di belahan bumi lain, sebagai efek rotasi dan revolusi bumi, harus menahan haus dan lapar berjam-jam lebih lama.

Sebut saja di Cina. Muslimin di sana baru bisa takjil lepas 17 jam menahan diri, di tengah sengatan matahari musim panas. Di Swedia lebih lama lagi, hampir 21 jam. Dan di Islandia? Wow, hampir 22 jam! Meski begitu, ada juga Muslim yang beruntung karena perputaran bumi ini. Siapa lagi kalau bukan Muslim di Australia. Di sana, azan Maghrib akan menggema 9 jam setelah waktu imsak. Maklum saja di Benua Kanguru sedang musim dingin alias matahari lebih cepat tenggelam.

Lalu bagaimana Muslimin di berbagai negara melewatkan siang yang panjang itu? Tak jauh beda dengan kita di Indonesia. Di luar urusan pekerjaan, mereka umumnya menghabiskan waktu dengan, yup, tidur. Selebihnya, berselancar di dunia maya; web surfing atau bercengkerama di Facebook dan Twitter.

Nah, untuk yang terakhir ini, Online Project, perusahaan riset media sosial berbasis Dubai, melaporkan kebiasaan para user Facebook dan Twitter Timur Tengah — Arab Saudi, Bahrain, Kuwat, Libanon, Mesir, Oman, Qatar, UEA dan Yordania — selama Ramadan tahun 2013. Menurut lembaga, dalam 24 jam, pengguna sosial media di setiap negara Arab ini lebih banyak memilih Facebook. Penggunaannya meningkat sekitar 30%, kata lembaga.

Tapi dalam 24 jam itu, ada waktu-waktu tertentu di mana lonjakan pengunjung Facebook mencapai puncaknya. Di Libanon, antara pukul 10 pagi hingga 11 siang; di Bahrain pukul 11-12 siang dan di Oman dari jam 12 hingga satu jam setelahnya. Sementara di Mesir, Kuwait, dan Yordania, puncak penggunaan Facebook masing-masing dari jam 14-15, 15-16 dan 14-16. Sisanya, di Qatar dan Uni Emirat, lonjakan penggunaan Facebook terjadi pada pukul 19-20 dan di Saudi Arabia antara pukul 22-23.

Bagaimana dengan pengguna Twitter? Sama seperti Facebook, selama 24 jam mereka asyik ber-Twitter. Puncaknya saja yang berbeda. Di Saudi Arabia, lonjakan pengguna Twitter mencapai puncaknya pada antara pukul empat hingga lima subuh; di Libanon dan Mesir pukul 16-17; di Qatar pukul 17-18; di Oman, Yordania dan UEA masing-masing pukul 18-19. Sedang di Kuwait pukul 20-21 dan di Bahrain 22-23.

Online Project belum menelorkan penelitian serupa untuk Ramadhan tahun ini. (Anisa/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *