PUISI – Munajat Rindu

Lemah diri ini jika harus melukiskan
Wajah Sang Nabi penuh senyuman
Karya sempurna gagah menawan
Sebagaimana riwayat menggambarkan
Tak kuasa jiwa merasakan
Halus budi junjungan
Jika Penciptanya saja menamainya dengan keindahan
Arrouf wa Rahim disematkan, maha lembut dan penuh sayang
Walau pada tumbuhan dan hewan
Tak heran umat rindu perjumpaan
Melihat wajah suci penuh pancaran
Memeluk mesra Sang pujaan
Mencium aroma kekasih Tuhan
Menghirup nikmat syafaat di hari kemudian
Bercengkrama bersama di taman
Surga Firdaus yang dijanjikan
Aih…betapa jauh diri
Dari harapan agung ini
jika hanya menumpuk dosa dari hari ke hari
Jauh sudah dari harapan, itu pasti!
Tapi…
Setitik cinta tertanam pada Musthafa
Meski sekedar hiasan lisan semata
Karena shalawat untuknya tetap terucap
Meski sekedar dalam shalat
Shalat yang sering telat
Dan bilamana aku ingat
Sang Rasul telah lama tiada
Jaman menggilas warisan luhurnya
Cinta padanya dihalangi
Ajaran yang tersisa disimpangkan
Jejak-jejak asli dihapuskan
Entah siapa pelakunya
Dari mana sumber ajarannya
Ke mana harus kutuju
Untuk melepas rindu
Jika kuburnya tak boleh disentuh
Ilahi…
Kabulkanlah doa kami
Dengarkanlah munajat kami
Sampaikan shalawat dan salam ini
Kepada insan tertinggi
Shalawat termurni
salam tersuci
Muhamad
Ahmad
Muh/IslamIndonesia
ya habibi ya Muhammad..