Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 07 January 2016

PUISI – Ayah Lelaki Gagah


Lelaki berambut putih
terpaku di akhir waktu
Dulu gagah perkasa
kini kian renta
Dan aku menatapnya penuh bangga
di sini sejak lama

Langkahnya kian gontai
setelah melewati hari-harinya tanpa santai
Namun keras tulangnya masih sedikit sisa
bekalnya mengarungi senja
tanpa manja

Kulit keriput bukan alasan
Pandangan kurang bukan halangan
Pendengaran lemah tak dihiraukan
Penyakit tua itu kepastian

Dia bukan tipe orang kota
yang mengandalkan asuhan anak-anaknya
Atau menetap di panti jompo
menghabiskan waktu tersisa dengan loyo

Dia masih berlari menaklukkan hari
Baginya diam mematung artinya mati
Meski tertatih tetap melangkah
terus melawan takkan menyerah

Jika Malakal maut menyapa nanti
nyawa lepas dalam gerak amat berarti
bukankah gerak adalah ibadah?
katanya

Aku darinya
Anak-anakku titisannya
namun sayang keperkasaanmu tidak kau wariskan
mana bisa kan!

Lelaki berambut putih itu kini sendiri
Menyepi di ujung hari

Wahai Pemilik hari
Kebaikannya sebagai saksi
Pengorbanannya sudah cukup bagi kami
Biarlah akhir senja lelaki gagah itu bahagia
Dalam naungan Rahmatmu yang Maha

Muh/IslamIndonesia

Gambar: https://www.flickr.com/photos/bornjavanese/3010133952

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *