PUISI – Awal dan Akhir
Awal
Sampai juga di tujuan
Berbekal lelah beban pikiran
Ku pijakan kaki penuh doa harapan
Semoga hari-hariku lebih baik kedepan
Dari desa menuju ibu kota
Ibu Kota
Pengap terasa udara
Beda kala aku di desa
Asap tebal mesin berderap
Debu mengepul pengap
Angin tak ramah menepuk
Pohon rindang berganti bangunan menjulang
Kondisi ini membuatku rindu senyum indah perawanku
Perawanku
Perawanku
Harap kau tahu
Kepergianku untuk memenuhi hasratmu
Permintaan yang kau iringi isak tangis malam itu
Membuatmu tersenyum meski sekilas
Buatku serasa melihat air bening di gelas
Tenang dan bebas
Bebas
Manusia dalam hidup punya pilihan
Bebas memilih dan memilah
Ini dan itu sesuka hati
Namun semua ada pertanggungjawaban
Pilihan baik berbuah madu
Memilih buruk meminum racun
Inilah sejatinya hidup
Mulia dan hina ditentukan oleh pilihan
Pilihan
Memilih model baju dan warna
Menjadi orang penting atau biasa
Miskin kaya tiada beda
Elit tapi pelit
Kawula alit sikap elit
Politikus nyambi koruptor
Tokoh berbaju kotor
Panutan lagaknya nabi
Semua pilihan kehidupan dunia
Mana suka menjadi apa
Satu yang pasti, manusia
Manusia
Kujumpa
Manusia wajahnya
Hewan lakunya
Buta hatinya
Tumpul otaknya
Kucari
Manusia kala jiwanya bicara
Nuraninya cerminan ilahi
Tempat wahyu bersemayam
Hati tempat kerajaanNya
Mati bahagia tujuan akhir
Akhir
Akhir kehidupan adalah mati
Siapapun tak bisa lari
Saat datang tak bisa dinanti-nanti
Orang kota tak bisa pesan cara enak
Kawan di desa tak ada cara mati sederhana
Berharta tak bisa pesan
Yang miskin sama juga
Tak kenal mati cantik ala Perawan
Adilnya kehidupan
Kembali ke desa meninggalkan ibu kota
Kembali ke keheningan
Kembali ke asal diri
Kembali kesejatian
Mati
Muh/IslamIndonesia
Leave a Reply