Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 09 June 2015

PROFIL – Zahra Haghani: Ilmuwan Muda Iran, Kandidat Kuat Pengganti Einstein


Siapa yang tak mengenal sosok Einstein? Pendobrak hegemoni Newton ini merupakan saintis paling termasyhur di era kontemporer. Dia berhasil mengubah arah kiblat sains modern yang awalnya mekanistik-reduksionistik, menjadi relatif karena dia mengakui adanya “faktor X” di luar teori-teori saintifik.

Einstein menggagas teori relativitas, serta berkontribusi pada perkembangan mekanika kuantum dan kosmologi. Dia mendapatkan penghargaan Nobel di bidang Fisika pada 1921 yang dilatarbelakangi penelitiannya  tentang ‘efek foto listrik’ dan pengabdiannya terhadap Fisika Teoritis.

Sebagai seorang ilmuwan, Einstein memiliki kemampuan dalam melakukan prediksi yang akurat. Misalnya, pada 1916, dia berteori bahwa pulsar akan menarik orbitnya bintang kerdil putih (white dwarf) pada tingkat 7 mm per hari. Teori tersebut merupakan bagian dari teori relativitas umum. Pada saat itu, tidak ada cara untuk membuktikan apa yang ia katakan, tapi penemuan berikutnya menjawab keraguan para saintis di masa itu.

Pada tahun 2003 para ilmuwan menemukan sistem pulsar dari dua benda, yang pertama “beratnya” hampir sama dengan matahari, tetapi hanya sekitar 12 mil dan yang lainnya adalah kerdil putih yang lebih besar. Terdapat sesuatu yang lebih kecil, bintang neutron berputar 25 kali per detik, serta berputar lebih besar sekali setiap dua detik saat mengorbit bintang neutron setiap 2,5 jam. Hebatnya, Einstein sangat tepat dengan prediksi, dan keduanya memang semakin dekat bersama-sama pada tingkat 7 mm per hari.

Terlebih lagi, penelitian membuktikan bahwa teleskop Hubble telah berhasil menangkap gambar dari sebuah bintang yang meledak, cahaya yang terdistorsi oleh sekelompok galaksi. Gambar yang dihasilkan seperti “Einstein cross“, menunjukkan empat titik cahaya yang berasal dari supernova yang sama. Masing-masing dimulai pada titik yang sama, tapi perjalanan cahaya yang ditangkap Hubble dipengaruhi oleh materi gelap alam semesta.

Tulisan Ilmiah Einstein, “The Field Equations of Gravitation” telah berusia 100 tahun pada bulan Desember tahun ini, tapi ia tetap menjadi salah satu ilmuwan paling terkenal sepanjang masa. Pertanyaannya yang menggelitik adalah siapa yang akan menjadi Einstein berikutnya? Kini hadir alat yang bisa menemukan jawabannya.

Sparrho merupakan perusahaan yang menghasilkan alat penemuan ilmiah dengan teknologi canggih untuk mengungkap daftar orang-orang yang sedang menulis tentang subyek yang berhubungan dengan karya-karya Einstein.

Teknologi mutakhir ini dibangun oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang sains. Sparrho dikembangkan ketika CEO Vivian Chan yang mendapatkan gelar PhD dalam biokimia di Universitas Cambridge. Dia bertemu dengan Steve, sesama saintis yang meneliti sesuatu yang terkait dengan karya Einstein dari makalah/ penelitian ilmiah. Steve menyadarkan Chan bahwa tidak ada sumber daya yang menawarkan layanan seperti yang dia lakukan.

Atas dasar itu, dia jadi terinspirasi untuk membuat digital “Steve” yang akan memungkinkan siapa pun untuk mengakses makalah ilmiah (paper) dan informasi yang relevan. Bukan hanya makalah, tetapi sejumlah sumber lain, seperti mesin pencari, tak terbatas dalam lingkup.

Sparrho memeriksa lebih dari 18.000 sumber harian dan fitur sebanyak lebih dari 2,1 juta dokumen dalam database-nya, termasuk artikel terbaru, paten, video dan lainnya. Sparrho juga dapat dilatih untuk mendapatkan informasi terbaik untuk kebutuhan Anda, dan menghasilkan hal yang relevan.

Melalui kemitraan dengan The British Library, Sparrho memiliki akses ke metadata untuk semua isinya, kembali ke 1890-an. Yang memungkinkan perusahaan untuk mencari karya atau pekerjaan yang telah dilakukan Einstein dan menemukan orang-orang yang telah menulis makalah yang sama.

Setelah penelusuran yang panjang, Sparrho menemukan sebuah paper (makalah ilmiah) yang berjudul “Matter May Matter” karya Zahra Haghani. Subjek penelitiannya adalah Relativitas General dan Kosmologi Kuantum.

Perempuan Iran berusia 27 tahun tersebut melakukan penelitian yang melampaui dasar-dasar fisika. Berdasarkan analisa terhadap hasil penelitiannya, Sparrho memutuskan bahwa Zahra merupakan salah satu dari beberapa penulis yang secara statistik paling mirip dengan Einstein.

(Zainab/ Forbes/ Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *