Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 24 December 2017

Potret Harmoni Muslim-Kristiani di Taman Dadap


islamindonesia.id – Potret Harmoni Muslim-Kristiani di Taman Dadap

 

Puluhan tahun sudah Masjid Jihadul Mu’minin dan Gereja Methodist Indonesia Sion Dadap, berdiri berdempetan dengan damai di Perumahan Taman Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.

Pengurus Masjid Jihadul Mu’minin, Muhammad Mastur menuturkan, gereja yang berdiri sejak tahun 1992 dan bangunan masjid yang berdiri sejak tahun 1994 itu terus menjalin kerukunan keagamaan dengan saling menghormati dan membantu.

Hal itu terbukti, seperti saat ini, ketika perayaan Hari Natal dirayakan umat kristiani di Gereja Methodist Indonesia Sion Dadap, banyak umat Islam yang turut serta membantu mengamankan dan memperlancar ibadah di gereja itu.

Pengurus masjid yang terdiri dari 10 orang membantu mengamankan perayaan dan menyediakan parkir di depan kawasan masjid.

“Hari ini mereka malam misa. Paling kami ikut serta mengamankan gabung dengan polisi. Lalu membantu mengatur parkir. Kami juga bantu tenaga seperti mendirikan tenda yang biasa dipakai untuk tambahan lokasi ibadah jemaatnya,” kata Mastur, Minggu (24/12/2017).

Menurut Mastur, selama ini tidak ada pengajuan keberatan dari masing-masing pihak seputar kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di masjid dan di gereja.

“Enggak ada protes-protes kalau masing-masing agama mengadakan kegiatan. Kami satu sama lain selalu koordinasi dan memahami. Untuk jadwal azan misalnya, kalau umat Kristiani lagi ibadah, mereka mengecilkan suara. Begitu pun kami, kalau ada ceramah dan di gereja ada acara, kami juga mengecilkan volume suaranya,” ujarnya.

Sementara, Pendeta Roy Lawrant Jabarly pun mengakui, kunci dari rukunnya kedua tempat ibadah tersebut adalah koordinasi. Kedua pengurus selalu berkomunikasi ketika akan mengadakan kegiatan.

“Saya selalu telepon pengurusnya ketika kami ada kegiatan, puji Tuhan tidak pernah ada gesekan atau pun konflik yang terjadi, ibadah kami lancar dan setiap ada kegiatan didukung oleh pengurus Masjid,” ujarnya.

Roy pun merasa kagum dengan toleransi yang ditunjukkan pengurus masjid. Ia bercerita, pengurus masjid pernah memindahkan salah satu kegiatan saat bertepatan dengan ibadah Minggu umat Kristiani.

“Saya sebagai umat Nasrani merasa aman dan nyaman beribadah di sini, waktu itu pernah ada kegiatan Maulid Nabi, lalu bertepatan dengan ibadah Minggu, saya telepon pengurus, beliau bilang lanjut saja Pak, tidak apa-apa, ternyata kegiatan maulidnya dipindah ke lain tempat,” ujarnya.

Ia pun berharap, kerukunan antar umat beragama seperti ini tetap ditunjukkan sebagai cerminan bahwa Indonesia ini memiliki simbol Bhineka Tunggal Ika.

“Ini bisa sebagai percontohan di wilayah lain ya, kalau saling menghargai perbedaan tanpa merusak keyakinan itu indah,” kata Roy penuh harap.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *