Satu Islam Untuk Semua

Monday, 10 February 2014

Pikirkan Lagi Tuhan!


foto: takmag.com

Sesungguhnya, homo sapiens itu juga homo religiosus. Pada saat  kita  berangsur mendekati perwujudan manusia, para lelaki dan perempuan masa silam itu mulai  bergerak menciptakan agama. 

 

Pada saat mengumumkan kematian Tuhan pada 1882, Friedrich Nietzsche berpikir bahwa dunia ilmiah modern akan secara cepat menyetujui gagasan tentang keyakinan agama. Waktu berlalu, seratus tahun lebih kemudian (tepatnya 1999),  Majalah The Economist memajang ungkapan terkenal Nietzsch “Tuhan telah mati”  di sampul depannya. Pemuatan itu mengundang banyak pertanyaan yang lantas memunculkan cabangnya dalam bentuk berbagai perdebatan.  Mengapa? Karena kemunculan ungkapan tersebut berlangsung di tengah  maraknya politisasi religiusitas (baca: fundamentalisme) di hampir setiap agama besar sejak 1970-an manakala seorang ayatullah  sukses menggulingkan Shah Iran, agama Zionisme muncul di Israel, dan Amerika Serikat diributkan dengan kelompok Moral Mayoritas-nya Jerry Falwell yang sangat mengakbarkan “humanisme sekuler.”

Namun tidak ada peristiwa yang paling menohok seluruh pernyataan Nietzsche tersebut selain Insiden 11 September 2001.  Tuhan terbukti hidup. Bersama para jihadis yang berani langsung  menyerang Amerika dan semangat Kristen yang seolah terlahir kembali di Gedung Putih selama delapan tahun,  adalah sangat sulit kita menafikan realitas dari  ketidakbenaran ungkapan di atas. Bahkan mungkin karena merasakan adanya ketidaksahihan dari kata-kata Nietzsche itu, para editor The Economist kemudian  membuat  pernyatan “Tuhan telah kembali” di judul kepala dari majalahnya beberapa saat usai kejadian itu berlangsung. Sementara banyak yang masih mempertanyakan relevansi Tuhan dalam kehidupan pribadi kita, ada sebuah perdebatan yang berbeda di panggung global hari ini: Apakah Tuhan memiliki kekuatan untuk menyelenggarakan kebaikan di dunia ini?

Yang terjadi kemudian para ateis baru seperti Richard Dawkins, Sam Harris, dan Christopher Hitchens mengecam keyakinan agama bukan hanya sebagai retrograde tapi juga suatu kejahatan. Mereka menganggap diri mereka sebagai garda terdepan dalam upaya kampanye untuk menghapus hal itu dari kesadaran manusia. Dalam pandangan mereka, agama bukan saja menciptakan divisi, perselisihan, dan peperangan,  namun juga memenjarakan perempuan dan mencuci otak  para bocah  dengan  doktrin-doktrin yang primitif, tidak ilmiah, dan irasional.

Saya  berpendapat  pendapat mereka itu keliru. Bahkan tidak hanya pernyataan mereka tentang agama tapi juga tentang politik (mereka sungguh keliru mengartikan sifat manusia). Sesungguhnya, homo sapiens itu juga homo religiosus. Pada saat  kita  berangsur mendekati perwujudan  manusia, para lelaki dan perempuan masa silam itu mulai  bergerak menciptakan agama. Kita menjadi pencari yang sangat aktif dalam menemukan makna kehadiran makhluk. Sementara  seekor anjing, sejauh yang kita tahu, tidak merasa khawatir  terhadap  kondisi anjing lainnya atau merasa menderita   karena ancaman kematian yang mendera mereka, manusia kerap mudah jatuh dalam keputusasaan  jika tidak menemukan arti dalam kehidupannya. Ide teologis datang dan pergi, tetapi pencarian makna terus berlanjut. Ketahuilah, Tuhan tidak akan pernah pergi ke mana-mana. Dan  pada saat kita memperlakukan agama sebagai sesuatu yang harus diejek, dihentikan, atau bahkan dihancurkan, kita semakin terjebak dalam  resiko memperkuat suatu kesalahan terburuk. Suka atau tidak,  Tuhan ada di sini. Alih-alih menentang keberadaannya, seharusnya kita menemukan cara untuk tinggal bersamanya secara seimbang, dalam cinta kasih.

 

 

*) Karen Armstrong adalah seorang pakar agama-agama yang telah banyak menghasilkan berbagai tulisan mengenai berbagai agama. Karya-karyanya yang mendapat sambutan luas dari khalayak adalah History of God, The Battle for God, Islam, A Short History, Buddha, The First Christian dan karya-karya menarik lainnya.

 

Sumber: foreignpolicy.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *