Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 20 October 2016

Pesan “Islami” Mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej


IslamIndonesia.id — Pesan “Islami” Mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej

Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej meninggal dunia pada usia 88 tahun, Kamis (13/10) lalu. Raja akan digantikan oleh Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn. Thailand menetapkan masa berduka selama satu tahun dengan pengibaran bendera setengah tiang selama 30 hari. Salah satu bukti, Raja Bhumibol sangat dihormati oleh rakyat Thailand.

Bhumibol adalah raja terlama di dunia yang memegang tahta sejak 9 Juni 1946. Ia dianggap sebagai pemersatu dan menjaga kestabilan Thailand selama memerintah, dan telah menghadapi 19 kali kudeta militer dengan lebih banyak lagi perdana menteri. Dalam dua tahun terakhir ini, Raja Bhumibol lebih banyak di rumah sakit dan jarang tampil di depan umum.

Tahukah Anda, apa wasiat khusus Raja Bhumibol kepada anak-anaknya?

Berikut ini surat khusus Raja Bhumibol Adulyadej untuk putri tertuanya yang bernama Maha Chakri Sirindhorn. Yang jika kita cermati, berisi pesan yang dari kacamata Islam, dapat dikatakan “Islami” karena sebagian besarnya bersesuaian dengan nilai-nilai utama yang terdapat dalam ajaran Islam.

Anakku

Di bumi ini, segala sesuatu selalu berpasangan, ada kegelapan dan terang, kebaikan dan kejahatan. Jika diminta untuk memilih yang disukai, setiap orang ingin ‘ terang’, ingin kebaikan. Namun agar keinginan ini berhasil, harus ada cara yang dilakukan untuk mencapai ‘terang’ dan ‘kebaikan’ itu.

Untuk mencapai kebaikan haruslah mencintai orang (pihak) lain, karena cinta pada yang lain dapat mengatasi setiap masalah. Jika di dunia hanya ada kebahagiaan, akan muncul kedamaian, cinta kepada yang lain pun akan dapat muncul.

Ayahanda beritahukan bahwa:

1. Hendaknya ananda memandang orang lain sebagai teman dalam lahir, tua, sakit, meninggal, baik di masa lalu, masa sekarang maupun yang akan datang.

2. Pandang dunia dari segi yang baik, dan akan terus membaik. Selayaknya memandang dunia sesuai kebenaran, maka akan jadi jalan untuk mengatasi masalah secara benar dan sesuai.

3. – Miliki rasa puas, sebagai dasar atau pondasi dari batin. Puas dengan apa yang diperoleh, tidak melekat. Harap berpikir bahwa ada juga boleh, tidak ada juga tidak apa-apa. Puas sesuai kekuatan atau kemampuan, ada sedikit, juga puas dengan yang sedikit tersebut.

– Tidak memaksakan diri hingga gelisah kemudian.

– Puas sesuai apa yg layak yaitu: dalam bekerja ada rasa puas terhadap pekerjaan.

– Hidup sesuai dengan kondisi atau status diri sendiri.

4. Milikilah keteguhan batin, yaitu lihatlah keburukan dari kemalasan, lihat manfaat dari ketekunan atau keuletan dan ketika muncul sesuatu yang tidak diinginkan, lakukan bhavana (meditasi atau perenungan) bahwa ada keuntungan, pangkat, kebahagiaan, penderitaan muncul, pujian, gosip, kehilangan laba, kehilangan kedudukan, ini merupakan hukum umum yang wajar. Jangan bersedih, tanamkan dalam pikiran: relakan, ikhlaskan, ‘biarkanlah’…

Ayahanda
Bhumibol Adulyadej

***

Itulah wasiat terakhir yang disampaikan Raja Thailand yang memuat petuah religius, bagaimana cara terbaik menjalani hidup.

Sebagai Muslim, tak salah jika kita pun menjadikannya sebagai bahan perenungan, tak peduli dari siapa petuah tersebut berasal, agar kita mampu memetik hikmahnya.

Karena seperti kata pepatah, “Lihat dan perhatikan apa yang dibicarakan, bukan hanya lihat siapa yang menyampaikan.”
EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *