Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 19 August 2014

Perumpamaan ihwal Pengetahuan Allah


kira-ayaka.deviantart.com

MARI BERKHAYAL SEJENAK. Bayangkan Anda sekarang ini sedang melewatkan sebuah sore di sebuah cafe sambil menikmati kopi panas. Semua kursi telah terisi dan yang tersisa hanya satu kursi tepat di hadapan Anda. Lalu seorang artis jelita yang Anda kenal wajahnya dari siaran infotainment datang mendekat. Dia permisi duduk mengisi kursi di depan Anda. Senyumnya manis dan Anda membalasnya, secara bertukar kabar soal kemacetan dan cuaca, dengan menanyakan nomer telepon. Si artis merespon baik. Dia bahkan mengajak bertemu lagi pekan berikutnya. Hati Anda berbunga-bunga, seperti baru mendapat satu sendok teh dari langit. Di kantor, Anda semangat bekerja. Seluruh tugas Anda selesaikan jauh sebelum tenggatnya sampai. Lalu datang lah hari pertemuan itu. Dalam sebuah jamuan makan malam berpenerang lilin, setelah bertukar tawa dan mengenal lebih dalam, si artis menyatakan cintanya. Anda terharu, telah disenangi meski baru kenal dua pekan. 

Tapi malam itu, wajah anak dan istri Anda di rumah tiba-tiba membayang. Anda lalu sadar, buru-buru menampik godaan si artis dengan halus, meski diam-diam dalam hati, Anda berjanji tak memutus pertemanan…

Semua yang terungkap di atas memang hanya khayalan. Ya, khayalan! Namun, sekiranya Anda ingin melanjutkannya, Anda tentu tahu kalau Anda bisa mengulurnya ke mana suka, bahkan ke hal-hal yang sepertinya mustahil di dunia nyata. Namun, Anda juga tentu tahu kalau sejenak saja Anda memalingkan perhatian pada hal lain, semisal istri Anda tiba-tiba muncul di hadapan Anda, maka khayalan itu akan lenyap seketika. 

Nah, para ahli hikmah menyatakan bahwa pengetahuan Anda atas khayalan Anda sendiri, kemampuan Anda merentang khayalan kemana suka, sebenarnya bermiripan dengan pengetahuan Allah tentang segala sesuatu. Karena hanya bermiripan, maka sudah tentu ada sejumlah perbedaannya. Di antaranya, pengetahuan Allah melingkupi dan mengendalikan segala sesuatu, termasuk khayalan Anda dan semua orang dan semua hal di alam ciptaan, lantaran segala sesuatu adalah ciptaan yang senantiasa bergantung pada-Nya. Inilah kira-kira makna “pengetahuan Allah yang melingkupi segala sesuatu” yang sering kita panjatkan dalam doa.

Di luar itu, sebenarnya ada empat hal lain yang membedakan pengetahuan manusia dengan pengetahuan Allah. Pertama, pengetahuan manusia terbatas, sedangkan pengetahuan Allah tidak terbatas. Sebanyak apa pun pengetahuan manusia menjadi tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan yang tidak terbatas. Kedua, pengetahuan Allah adalah sebab dan sumber keberadaan sesuatu, sementara pengetahuan manusia adalah rekam jejak sesuatu. Sebagai ilustrasi, Anda bisa membandingkan pengetahuan seorang mekanik yang mempelajari mobil, dengan pengetahuan penemu mobil. Pengetahuan penemu mobil mendahului keberadaan mobil, sementara pengetahuan montir terjadi setelah adanya mobil. Ketiga, pengetahuan manusia tidak bisa menembus batin sesuatu, sedangkan pengetahuan Allah mencakupi luar dan batin apapun. Kalau untuk mengetahui batinnya sendiri saja manusia tak mampu, apalagi batin orang dan benda lain. Keempat, pengetahuan manusia terbatas pada masa lalu dan masa kini, sedangkan pengetahuan Allah mencakup semua masa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *