Satu Islam Untuk Semua

Monday, 17 February 2014

Perlawanan Kepada Imperialisme dan Zionisme Titik Temu Revolusi Indonesia dengan Iran


 Ditanya mengenai Iran dan Indonesia Zuhairi Misrawi mengatakan revolusi Islam Iran 1979 yang dimotori oleh Imam Khomeini memberikan inspirasi kepada dunia Islam bangsa Indonesia untuk melawan ketidakadilan, penindasan, diskriminasi dan kediktatoran.

“ Tentu sebagai sebuah negara yang berdaulat yang merdeka harus membangun sebuah tatanan kehidupan yang berkeadilan, bermartabat dan berdaulat.  Dalam istilah pesannya Bung Karno yaitu berdaulat dalam berpolitik, mandiri dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” Ujar Zuhairi Misrawi usai menghadiri peringatan revolusi Islam Iran yang diselenggarakan lembaga Iran Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, 13 Februari 2014.

Menurut Zuhairi Misrawi,  revolusi Islam Iran 1979 itu merupakan titik balik ketiga pesan Bung Karno untuk melawan penindasan. Selain itu terkandung pesan membangkitkan kembali semangat revolusi di dalam diri setiap umat Islam bahwa ketidakadilan, penindasan, dan pembelaan kepada kaum mustadhafin itu menjadi prinsip utama umat Islam di manapun berada.

Menurut Zuhairi Misrawi pesan penting peringatan revolusi Islam Iran bahwa dalam setiap keagamaan ada tradisi yang dipelihara yang bisa membangkitkan kembali spirit  untuk membangun negara serta menjadikan Islam sebagai rahmatan lilalamin.

Zuhairi Misrawi berpesan kepada remaja Islam Indonesia bahwa  revolusi Islam itu sebagai spirit, sebagai motivasi bahwa kita tidak bisa membangun negara yang besar serta tidak bisa menjadikan islam sebagai kekuatan besar di dunia ini tanpa adanya revolusi yang digerakkan secara bersama-sama oleh berbagai elemen bangsa untuk melawan kezaliman dan penindasan.

Untuk konteks keindonesiaan yang carut marut ini menurutnya ada tiga poin penting dari  spirit revolusi Islam Iran.  Pertama perlunya pemimpin yang mampu mempersatukan berbagai elemen masyarakat.

“Imam Khomeini kepemimpinan yang menurut saya itu luar biasa, kepemimpinan yang tidak mementingkan dirinya sendiri, kemimpinan yang mengedepankan kepentingan umum, kepentingan umat agar mereka bangkit dari keterpurukan dan penindasan,” Ujarnya kepada Satu Islam

Yang kedua lanjut Zuhairi Misrawi adalah keniscayaan akan persatuan dan kebersamaan dalam menjatuhkan lawan. Dan yang ketiga menurutnya adalah kecintaan kepada negara dan bangsa dalam wujud nasionalisme dalam setiap sanubari warga negara Indonesia.

“Revolusi Islam Iran sesungguhnya menciptakan nasionalisme yang berbasis agama bahwa agama tidak bertentangan dengan nasionalisme, justru agama memperkuat, bahkan menjadikan nasionalisme itu produktif serta mampu melahirkan prestasi2 di berbagai bidang,” paparnya.

Menurut  Zuhairi formalisme agama di level  negara yang terjadi di Iran berbeda konteks dengan di Indonesia. Menurutnya masyarakat Indonesia  lebih beragam dan Negara Republik Indonesia (RI) didirikan oleh berbagai elemen masyarakat yang berbeda beda. Islam sebagai agama menjadi spirit perjuangan menegakkan nilai menuju kemujuan bangsa. Menurutnya Iran memiliki kesamaan puralitas dengan Indonesia meski tingkat keberagamannya tidak sebagaimana di Indonesia namun toleransi masyarakat Iran bisa menjadi contoh bahwa kelompok mayoritas bisa menerima minoritas.

“Kalau yang kita lihat di Iran bahwa kelompok-kelompok minoritas di Iran kan dilindungi bahkan kelompok Yahudi cukup besar, AhlusSunah juga dilindungi, kelompok Kristen juga dilindungi. Kita tidak pernah mendengar kelompok muslim mayoritas itu menindas kelompok minoritas di Iran sana,” Ujarnya.

Menurut  Zuhairi Misrawi kesamaan semangat melawan Imperialisme dan zionisme merupakan titik temu revolusi Islam Iran dengan Revolusi kemerdekaan RI. Zuhairi Misrawi mengatakan imperialisme yang terjadi di Indonesia sekarang ini dalam bentuk yang berbeda. Menurutnya masih terjadi imperialisme  bidang ekonomi, dalam pemikiran, dan dalam kebudayaan.

Zuhairi Misrawi mengatakan, Imam Khomeini bersama rakyat Iran hingga saat  sekarang adalah negara yang paling konsisten melawan imperialisme, melawan zionisme, melawan kolonialisme. Spirit ini kan menjadi bagian dari upaya untuk bangkit bahwa sebagai sebuah bangsa  harus berdaulat secara politik, ekonomi dan berkepribadian serta berkebudayaan.  

 

Sumber: satuislam.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *