Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 20 February 2014

Pemred Perempuan Pertama di Saudi


Al-Arabiya

“Ada retak yang telah dibuat di langit-langit kaca. Dan aku berharap retak itu akan menjadi pintu bagi para perempuan lainnya.”—Somayya Jabarti

 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Arab Saudi, sebuah surat kabar telah menunjuk seorang wartawan perempuan sebagai Pemimpin Redaksinya.

Koran berbahasa Inggris, Saudi Gazette yang diterbitkan di kota Laut Merah Jeddah ini telah mengumumkan di situsnya bahwa Somayya Jabarti berhasil menggeser posisi Khaled Almaeena untuk menjadi Pemimpin Redaksi.

“Itu bukan masalah gender. Tapi, yang membuat Somayya layak mendapatkan kesempatan ini karena dia memang memiliki kemampuan,” tulis Almaeena pada edisi koran tersebut Minggu ini.

Di negara di mana perempuan dilarang mengemudi dan harus tunduk kepada laki-laki menjadi tanda adanya kemajuan yang signifikan bagi perempuan di media.

Sistem kerajaan yang ketat terkait pembedaan gender ini membuat Arab Saudi dinilai sebagai salah satu negara terburuk bagi wanita di dunia. Demikian tulis sebuah laporan tahunan Forum Ekonomi Dunia tentang hak-hak gender. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perempuan Saudi mulai menentang tradisi yang membedakan gender dalam lingkup tempat kerja.

Dalam enam tahun terakhir, kantor Saudi telah melihat partisipasi perempuan hampir dua kali lipat dari 9 persen menjadi 16 persen, tulis The Financial Times. Angka-angka ini masih lebih baik ketimbang dulu yang masih menempatkan perempuan di urutan yang termarjinalkan.

Sementara itu, pemerintah Saudi sendiri kini tengah berupaya mengoptimalkan kinerja perempuan dengan tujuan mengurangi ketergantungan negara pada pekerja asing dan memotong tingkat pengangguran 26,9 di kalangan wanita.

Salah satunya dengan membuat kebijakan baru yang mengikutsertakan perempuan dalam kancah dunia kerja—yang dulu hanya dikuasai laki-laki. Kebijakan ini bermula saat Saudi di bawah komando Raja Abdullah pada 2013.

Alhasil, para perempuan Saudi pun mulai ramai memasuki lingkup kerja profesional yang juga masih bersaing ketat dengan laki-laki.

Somayya berharap posisinya ini mampu menjadi babak baru bagi perjuangan para perempuan Saudi yang ingin maju dalam berkarir, khususnya di media. Dia juga mengatakan bahwa kesuksesannya ini tidak lengkap kecuali ia melihat teman sesama perempuan di media lainnya juga berperan sebagai pengambil keputusan.

“Ada retak yang telah dibuat di langit-langit kaca,” kata Somayya dalam sebuah wawancara dengan Al-Arabiya News. “Dan aku berharap retak itu akan menjadi pintu bagi para perempuan lainnya.”

 

Sumber: Globalpost.com 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *