Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 26 April 2017

Pemerintah Diminta Hentikan Tradisi Kenaikan Harga Jelang Puasa dan Lebaran


IslamIndonesia.id – Pemerintah Diminta Hentikan Tradisi Kenaikan Harga Jelang Puasa dan Lebaran

 

Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba, meminta kepada pemerintah agar tradisi kenaikan harga bahan pokok yang terjadi jelang puasa dan lebaran segera diantisipasi. Kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Purba mengatakan, jangan sampai, tradisi tersebut berulang pada periode 2017 ini.

“Menteri Perdagangan harus mengendalikan stok secara domestik. Diperlukan langkah strategis untuk menjaga stok dan distribusi bahan pangan,” katanya dalam rapat dengar pendapat seperti siaran pers yang diterima IslamIndonesia.id, 25/4.

Dalam rapat bersama Menteri Perdagangan itu, Senator dari Sulawesi Tengah, Ahmad Syaifullah Malonda, juga menyoroti masalah penimbunan sembako. Hal tersebut dianggap sangat merugikan masyarakat.

“Saya berharap ada pemikiran yang lebih lanjut tentang pedagang-pedagang yang mencoba mencari keuntungan dengan cara menimbun sembako. Antisipasinya apa?,” tanya Malonda.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, menjamin ketersediaan pasokan komoditas pangan seperti beras, daging sapi, telur, gula maupun minyak goreng menjelang periode Lebaran pada Juni 2017.

“Bahan pokok seperti beras, daging, telur, gula dan minyak goreng. Semua sudah mencukupi, lebih dari cukup,” kata Mendag seusai rapat koordinasi membahas pengendalian harga komoditas menjelang Lebaran.

Mendag mengatakan distribusi sebagian besar bahan makanan pokok sudah dilakukan dengan baik, meski masih ada keterlambatan penyaluran untuk komoditas minyak goreng karena masalah pengemasan (packing). “Untuk minyak goreng kemasan sederhana, kami mempercepat packing, karena ini lama,” ujarnya.

Selain itu, Mendag memastikan harga daging beku tidak ada lagi yang di atas Rp 80.000 per kilogram, karena stoknya mencukupi dan tidak ada lagi kelangkaan komoditas tersebut. Ia juga menjamin daging beku itu memiliki kualitas baik dan lebih higienis, meski sebagian besar masyarakat masih lebih memilih daging segar dengan alasan rasa yang lebih terjaga.

“Kamu ke restoran, mana ada mereka menyiapkan steak dengan daging segar. Itu dilarang karena tidak higienis. Seluruh hotel berbintang juga menggunakan daging beku,” ungkap Mendag dikutip Antara.[]

 

YS/ Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *