Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 25 February 2014

Pembimbing Haji pun Minta Quota


foto:istimewa

 Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (FK-KBIH) Indonesia sangat mengharapkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama menyediakan kuota khusus bagi para pembimbing haji atau Karom (Kepala Rombongan) yang diatur dalam ketentuan khusus.

Ketentuan kuota khusus ini bertujuan untuk memberi kepastian porsi keberangkatan Karom agar lebih terjaminnya kelancaran pembimbingan dan penyempurnaan kualitas ibadah jemaah haji di masa mendatang.

Harapan pengadaan kuota khusus bagi pembimbing dari KBIH  ini menjadi bahasan khusus dalam Muktamar Luar Biasa Forum Komunikasi KBIH seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta.

“Sebaiknya ada ketentuan yang mengatur kuota khusus bagi pembimbing agar ada kepastian bagi KBIH-KBIH untuk memberangkatkan para pembimbing. Kami berharap, Bapak Menteri Agama bisa memenuhi permintaan KBIH,” kata Ketua Umum FK KBIH Indonesia, Muchtar Ilyas, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 25 Februari 2014.

Menurut Muchtar, sistem yang ada sekarang ini dinilai menyulitkan KBIH untu kepastian memberangkatkan para pembimbing, karena masih bergantung pada daftar tunggu haji.

“Sebab itu, kami (FK KBIH) mengadakan muktamar khusus ini dan mengundang Menteri Agama dan pejabat terkait, antara lain agar ada solusi yang pas untuk kelancaran dan peningkatan kualitas ibadah haji di masa mendatang,” kata dia.

Wakil Ketua Forum KBIH, Qosim Saleh menambahkan, kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa tahun. Akibatnya, sering jemaah haji dari KBIH berangkat menunaikan ibadah haji tanpa didampingi pembimbing. Sistem yang ada sekarang dinilai tidak efektif dan menyulitkan KBIH.

“Untuk berusaha bisa mendapatkan porsi pembimbing setiap tahunnya, KBIH harus mem-booking kuota haji dengan membayar BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji). Tapi itu pun, tidak ada kepastian bisa berangkat karena tidak mendapat porsi pas waktunya. Padahal, KBIH sudah mengeluarkan biaya,” ujarnya.

Pengalaman buruk pernah dialami pembimbing KBIH dari sebuah Yayasan di bilangan Jakarta Timur, pada musim Haji 2013. Walaupun dari jauh-jauh waktu sudah mem-booking kuota dan membayar BPIH, ketika waktunya tidak bisa berangkat untuk membimbing jamaah haji.

“Kekecewaan ini tentunya dialami oleh semua pihak, jemaah maupun KBIH.
Terpaksa, kami harus menyiapkan pembimbing dadakan dari jemaah yang akan berangkat. Padahal, jemaah itu jangankan berhaji, berangkat umrah saja belum pernah,” kata Qosim.

Yayasan tersebut, tambahnya, berharap pemerintah mau mengalokasikan kuota bagi pembimbing dari KBIH, karena sangat berkaitan dengan jaminan kualitas beribadah dan pelayanan bagi para jemaah haji.

“Situasi yang tidak pasti ini selalu berlarut dan berulang setiap tahunnya, sehingga terkesan KBIH seperti mengemis-ngemis ke pemerintah supaya pembimbingnya bisa berangkat bersama jemaahnya,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Forum KBIH pada musim Haji 2013, sedikitnya 300 pembimbing dari KBIH/Karom tidak mendapat nomor porsi sehingga tidak bisa menunaikan tugasnya membimbing para jemaahnya. Untuk KBIH di DKI Jakarta dari 100 karom yang mendapatkan nomor porsi hanya lima karom.

 

 

sumber: rilis/viva

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *