Satu Islam Untuk Semua

Friday, 23 August 2019

PBNU Tegaskan Dakwah Tak Boleh Ejek Agama Lain


islamindonesia.id – PBNU Tegaskan Dakwah Tak Boleh Ejek Agama Lain

Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menegaskan agar para dai saat berceramah selalu mengajak kepada kebaikan dan dilakukan dengan cara yang baik, bukan sebaliknya, menjelek-jelekkan. Demikian inti pesan yang disampaikan Ustadz Bukhori Muslim di Jakarta, Kamis (22/8), selaku pengurus LD PBNU.

Beberapa ayat Al-Quran menjadi landasan pernyataan tersebut di antaranya, dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125, yang terjemahannya berbunyi: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan al-hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Ayat itu mengatakan) mauidhah hasanah (dakwah) bukan mauidhah sayyiah. Jadi, ceramah yang bagus di mana pun dan kapan pun tidak boleh menjelekkan. Dakwah itu mengajak, bukan mengejek, paparnya Ustadz Bukhori.

Sebagaimana diberitakan situs NU Online, Ustadz Bukhori juga menyampaikan bahwa Islam mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan mencaci maki atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. Karena begitu pentingnya hal itu, Allah SWT telah menegaskan sebagaimana yang tertera pada Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 108:

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Menurutnya, ayat tersebut mutlak, tidak pandang bulu, di mana pun dan kapan pun, ada atau tak ada orang kafir, ruang tertutup atau tidak, tidak boleh mencaci-maki sesembahan agama lain. “Wong itu jelas larangan, kok. Larangan tuh baik menjawab atau tidak menjawab, menjelaskan atau tidak menjelaskan, itu gak boleh,” terangnya.

Dia juga meminta agar masyarakat tidak perlu terlibat, apalagi memprovokasi sebuah persoalan yang bukan urusannya. “Warga masyarakat gak perlu membagi, men-share berita yang gak ada urusannya. Kemudian kalau ada berita, juga harus dicek dulu, benar atau gak. Khawatir itu ditambah-tambahin.”

Kepada masyarakat, dia mengajak agar selalu mengikuti para kiai yang wara (sangat menjaga kehormatan dirinya). Kiai-kiai tersebut sangat pantas menjadi panutan.

Malik/IslamIndonesia.id / Foto Fitur: NU Online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *