Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 15 November 2018

PBNU: Hentikan Konflik Berdarah Yaman


islamindonesia.id – PBNU: Hentikan Konflik Berdarah Yaman

 

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan konflik berdarah yang terjadi di Kota Hudaifah, Yaman. Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj juga mengecam segala bentuk tindak kekerasan yang terjadi di negara Jazirah Arab tersebut.

Sebagaimana dilansir dari Republika, Kang Said (panggilan akrab KH Said Aqil Siroj) pada Rabu (14/11) mengatakan, “Mendesak PBB untuk berinisiatif melakukan mediasi agar tercipta suatu keadaan yang kondusif di Yaman serta agar tumbuh kembali sebagai negara yang berdaulat yang mensejahterahkan rakyat.”

PBNU telah mencermati peristiwa bentrokan yang terjadi antara loyalis pemerintah Yaman dengan Kelompok Pemberontak Houthi di Kota Hudaidah. Sampai saat ini, bentrokan tersebut telah menelan korban kurang lebih 142 jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan.

Karena itu, Kang Said mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap berbeda. “Perilaku kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang rahmatan lil alamin,” ucapnya.

Sementara itu, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menjelaskan bahwa perdamaian, kebebasan, dan toleransi adalah prinsip utama dalam menjalankan kehidupan di samping prinsip Maqaasid Syariah yang terdiri dari hifdud din wal aql (menjaga agama dan akal), hifdzul nafs (menjaga jiwa), hifdun nasl (menjaga keluarga), hifdul mal (menjaga harta), dan hifdhul irdh (menjaga martabat).

“Kelima prinsip tersebut merupakan prinsip utama yang harus ditegakkan di manapun bumi dipijak,” katanya.

Helmy mendorong agar pemerintah Indonesia juga mengambil langkah diplomatis dan ikut andil dalam upaya menciptakan perdamaian di Yaman. Menurut dia, upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.

“PBNU juga mengajak kepada masyarakat internasional untuk bersama-sama menggalang bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Yaman,” ujarnya.

Sehari sebelumnya, PBNU juga merilis Siaran Pers dengan judul “Hentikan Konflik Berdarah Yaman”, berikut ini adalah isinya:

Bismillahirrahmanirrahim

Menyaksikan dan mencermati peristiwa bentrokan yang terjadi antara loyalis pemerintah Yaman dengan Kelompok Pemberontak Houthi di Kota Hudaidah Yaman yang telah menelan korban jutaan jiwa termasuk anak-anak dan perempuan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menegaskan:

Pertama, mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap berbeda. Perilaku kekerasan bukan merupakan ciri Islam yang Rahmatan lil Alamin

Kedua, perdamaian, kebebasan, dan juga toleransi adalah prinsip utama dalam menjalankan kehidupan di samping Maqassid Syariah yang terdiri dari hifdud din wal aql (menjaga agama dan akal), hifdun nafs (menjaga jiwa), hifdun nas (menjaga keluarga), dan hifdul mal (menjaga harta), dan hifdul irdh (menjaga martabat). Kelima prinsip tersebut merupakan prinsip utama yang harus ditegakkan di manapun bumi dipijak.

Ketiga, mendorong pemerintah Indonesia segera mengambil langkah diplomatis dan ikut andil dalam upaya menciptakan perdamaian di Yaman. Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggung jawab internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.

Keempat, mendesak PBB untuk berinisiatif melakukan mediasi agar tercipta keadaan yang kondusif di Yaman serta agar tumbuh kembali sebagai negara yang berdaulat yang mensejahterakan rakyat.

Kelima, PBNU mengajak kepada masyarakat internasional untuk bersama-sama menggalang bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Yaman.

 

Jakarta, 13 November 2018

Wallahul Muwaffiq ila Aqwamitthariq

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PBNU Yaman 2

 

 

PH/IslamIndonesia/Foto: Republika, Agung Supri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *