PBB Ajukan Proposal Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas. Hamas: Ini Syaratnya!

islamindonesia.id – PBB Ajukan Proposal Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas. Hamas: Ini Syaratnya!

Menurut seorang sumber dari pihak Palestina yang tidak ingin disebutkan namanya, Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland menyerahkan sebuah proposal ke Israel dan Hamas untuk “segera” melakukan gencatan senjata, tetapi Tel Aviv menolaknya.

Sumber itu mengatakan bahwa Wennesland menuntut kedua pihak untuk segera menyepakati gencatan senjata untuk mencegah perang yang lebih komprehensif. Kekerasan Israel di Kota Yerusalem memicu pecahnya serangan terbaru di Jalur Gaza yang dimulai pada Senin malam (10/5), demikian dilansir dari Republika.

Tidak hanya Isreal, pihak Hamas juga ternyata memberikan syarat yang harus dipenuhi rezim Zionis tersebut bila ingin memulai gencatan sejata.

Sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, tokoh gerakan perlawanan Hamas di luar Palestina, Khaled Mashal menyebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi Rezim Zionis, jika mereka ingin poros perlawanan Palestina menghentikan serangannya.

Mashal mengatakan, “Di antara tuntutan-tuntutan Hamas untuk menghentikan gempuran ke Israel adalah keluarnya tentara penjajah dari Masjid al-Aqsa dan diizinkannya warga Palestina untuk memasuki masjid serta melaksanakan ibadah salat di sana dengan leluasa.”

“Rezim penjajah juga mesti membatalkan penggusuran warga Sheikh Jarrah di Quds, membebaskan mereka yang ditahan baru-baru ini, dan menghentikan agresi ke Gaza,” imbuhnya.

Pasca Israel mengeluarkan kebijakan untuk pengusiran paksa rakyat Palestina yang bermukim di perkampungan Syeikh Jarrah dan aksi kekerasan terhadap kaum Muslimin di Masjid al-Aqsa, eskalasi konflik antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina terus meningkat.

Menurut data yang disampaikan oleh kontributor TV One di Palestina, sejauh ini sudah lebih dari 100 orang warga Palestina yang wafat akibat serangan Israel ke Jalur Gaza, lebih dari 30 di antaranya adalah anak-anak, dan belasan lainnya adalah perempuan.

AL/IslamIndonesia/Foto utama: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa