Satu Islam Untuk Semua

Friday, 05 March 2021

Paus Fransiskus Tiba di Baghdad, Dia Menjadi Paus Pertama yang Mendatangi Irak


islamindonesia.id – Paus Fransiskus Tiba di Baghdad, Dia Menjadi Paus Pertama yang Mendatangi Irak

Paus Fransiskus (84) pada hari Jumat (5/3) memulai perjalanan kepausan pertama kalinya ke Irak. Dia datang ke sebuah negara yang memiliki sejarah kekristenan yang panjang.

Kehadirannya di Irak merupakan perwujudan mimipi dari Yohanes Paulus II yang pada dua dekade sebelumnya mencoba berkunjung – tetapi perjalanan itu dibatalkan oleh pemimpin Irak saat itu, Saddam Hussein.

Agama Kristen dibawa ke Irak pada abad ke-1 oleh Rasul Thomas dan Mar Addai (Tadeus dari Edessa) dan murid-muridnya Aggai dan Mari. Tomas dan Tadeus termasuk ke dalam dua belas Rasul. Bangsa Asiria di Irak diyakini sebagai penganut Kristen tertua di dunia.

“Seseorang tidak bisa mengecewakan orang-orang (umat Kristen di Irak) untuk kedua kalinya,” kata Fransiskus. “Mari kita berdoa semoga perjalanan ini bisa terlaksana dengan baik,” demikian sebagaimana dilansir dari Washington Post.

Di Irak, dia berencana untuk dapat berbicara langsung dengan masyarakat Kristen yang jumlahnya telah menyusut tujuh kali lipat dalam tiga dekade terakhir. Jumlah mereka menyusut terkadang karena kekerasan langsung, atau karena mencari suaka di negara Barat, yang mana jumlahnya mencapai ratusan ribu orang.

Sebelum berangkat, Paus Fransiskus menulis di akun Twitter-nya, “Saudara-saudara Kristen terkasih di Irak, yang telah bersaksi tentang iman kalian kepada Yesus di tengah penderitaan yang keras: Saya tidak sabar untuk melihat kalian. Saya merasa terhormat untuk bertemu dengan para martir Gereja: terima kasih atas kesaksian kalian!”

Berencana Bertemu dengan Ayatollah Ali al-Sistani

Tetapi di luar urusan internal Kristen, agenda terpenting Fransiskus di Irak adalah untuk menemui Grand Ayatollah Ali al-Sistani (90), seorang tokoh terkemuka Islam Syiah. Ali al-Sistani sudah selama bertahun-tahun hidup menyepi, tidak pernah meninggalkan rumahnya di kota suci Najaf.

Dengan demikian Paus Fransiskus yang akan mendatangi rumahnya. Otoritas Vatikan tidak banyak berkomentar tentang rincian pertemuan itu, yang diperkirakan akan berlangsung sekitar 30 menit.

Ali al-Sistani secara luas dipandang sebagai tokoh moderat di Irak. Marco Politi, seorang penulis biografi kepausan, mengatakan bahwa Paus Fransiskus telah berusaha untuk menjalin komunikasi dengan para otoritas di agama lain, sebagai cara untuk mengurangi sektarianisme.

“Kunjungan ini merupakan bagian dari visinya tentang bagaimana seharusnya dunia setelah pandemi, di mana seseorang harus menghadapi masalah ekonomi dan masalah perdamaian,” kata Politi. “Di sinilah peran penting kerja sama agama-agama yang menentukan.”

Mengingat sorotan dunia internasional terhadap kunjungan ini, pemerintah Irak berusaha keras untuk memastikan bahwa kunjungannya dapat mencerminkan bahwa Irak sedang dalam pemulihan. Jalan-jalan yang akan dia kunjungi telah dibersihkan. Ada mawar-mawar yang menghiasi jalan-jalan di Baghdad.

Dalam beberapa kasus, poster Paus telah dipasang di jalanan untuk menggantikan poster Qassem Soleimani, komandan militer Iran yang dibunuh Amerika Serikat, yang biasanya terpampang di sana. Hal tersebut diupayakan oleh pemerintah Irak yang ingin memberi kesan bahwa negara itu bukan zona perang.

Di banyak tempat juga terpasang poster dengan wajah Paus dan Ali al-Sistani dengan simbol perdamaian burung merpati dan juga tulisan: “Pertemuan Bersejarah antara Minaret (masjid) dan Lonceng (gereja)”.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: AP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *