Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 06 March 2021

Paus Fransiskus Menemui Ayatollah Sayyid Ali al-Sistani di Najaf untuk Pesan Perdamaian


islamindonesia.id – Paus Fransiskus Menemui Ayatollah Sayyid Ali al-Sistani di Najaf untuk Pesan Perdamaian

Sabtu pagi (6/3), Paus Fransiskus (86), Uskup Gereja Katolik dan Pemimpin Negara Vatikan, menemui Ayatollah Sayyid Ali al-Sistani (90), pemimpin spiritual Syiah di Irak, di rumahnya yang sederhana.

Paus Fransiskus berangkat bersama rombongan menggunakan mobil anti peluru. Mereka kemudian berhenti di Jalan Rasul yang sempit dan berkolom-kolom, di ujung jalan tersebut terdapat kompleks pemakaman Imam Ali yang berkubah emas, salah satu situs yang paling dihormati di dunia Islam.

Dia kemudian berjalan beberapa meter ke rumah kontrakan Ali al-Sistani yang sederhana, yang telah disewanya selama beberapa dekade.

Sekelompok warga Irak yang mengenakan pakaian tradisional menyambutnya di luar. Saat Paus Fransiskus tiba di ambang pintu, beberapa merpati putih dilepaskan sebagai tanda perdamaian.

Pertemuan yang tertutup itu di antaranya bertujuan untuk membahas masalah-masalah yang melanda minoritas Kristen Irak. Ali al-Sistani adalah tokoh yang sangat dihormati di kalangan mayoritas Syiah Irak dan pendapatnya tentang agama dan masalah lainnya dicari-cari oleh Muslim Syiah di seluruh dunia.

Bagi minoritas Kristen Irak yang jumlahnya semakin berkurang, pertemuan ini diharapkan dapat membantu mengamankan tempat mereka di Irak setelah selama bertahun-tahun mengungsi.

Kunjungan itu disiarkan langsung di televisi Irak, dan penduduk menyambut pertemuan dua pemimpin agama yang dihormati itu dengan antusias.

Berikut ini adalah beberapa isi pembicaraan di antara mereka berdua yang dilansir dari dari kantor resmi Sayyid Ali al-Sistani:

Mereka berdua berbincang seputar tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh kemanusiaan di zaman ini dan peran iman kepada Tuhan dan risalah-risalah-Nya, serta konsistensi nilai-nilai budi pekerti yang luhur untuk menjawab tantangan tersebut.

Ali al-Sistani juga berbicara tentang apa yang diderita oleh banyak orang di berbagai penjuru dunia dari kezaliman, ketertindasan, kemiskinan, serta penindasan dalam sektor agama, pemikiran, pengekangan, kebebasan inti, dan tidak hadirnya keadilan komunitas.

Ali al-Sistani juga secara khusus menyoroti penderitaan sebagian besar bangsa-bangsa di Timur Tengah dari peperangan, kekerasan, embargo ekonomi, serta tindakan-tindakan yang menyebabkan imigrasi dan pengungsian.  Terlebih lagi, apa yang diderita oleh bangsa Palestina di atas tanah yang terjajah.

Beliau juga mengindikasikan bahwa bencana-bencana tersebut dapat dicegah apabila para pemimpin agama dan spiritual mampu mendorong poros kekuatan-kekuatan besar untuk lebih menggunakan akal sehat dan kebijaksanaan serta membuang jauh-jauh “bahasa perang”.

Beliau lalu menekankan tentang pentingnya mengerahkan segala daya dan upaya untuk memperkokoh dan menancapkan nilai-nilai kelemahlembutan, interaksi damai, dan saling peduli antar sesama dalam semua elemen masyarakat, berdasarkan pada kepedulian akan hak-hak dan saling menghormati antara para pengikut agama-agama serta pemikiran-pemikiran yang berbeda.

Ali al-Sistani juga mengingatkan akan kedudukan Irak dan sejarahnya yang besar serta kemuliaan rakyatnya dengan berbagai perbedaan afiliasi mereka, dan beliau juga menunjukkan harapannya agar Irak dapat segera melewati ujiannya dalam waktu dekat.

Mengenai penduduk Kristen Irak, Ali al-Sistani menekankan perhatiannya agar mereka dapat hidup sebagaimana penduduk Irak lainnya yang hidup dalam keamanan dan kedamaian serta memiliki seluruh hak mereka berdasarkan hukum.

Beliau juga meminta agar para pemimpin spiritual di Irak (marjaiyah) dapat menjaga mereka yang terzalimi, khususnya ketika teroris menguasai wilayah yang luas di beberapa provinsi di Irak, dan mereka melakukan berbagai aktifitas kriminal.  

Terakhir, Ali al-Sistani berharap agar kebaikan dan kebahagiaan dapat melingkupi Paus Fransiskus dan para pengikut Gereja Katolik, serta bagi seluruh umat manusia. Beliau juga berterimakasih kepada Paus Fransiskus yang telah bersedia untuk melakukan perjalanan ke Najaf untuk melakukan kunjungan ini.

Tanggapan Paus Fransiskus

Setelah pertemuan itu, Kantor Resmi Vatikan mengatakan bahwa Paus Fransiskus berterima kasih kepada Ali al-Sistani dan umat Syiah. Dia berkata, “(Ali al-Sistani dan umat Syiah) telah mengangkat suaranya untuk membela yang paling lemah dan paling teraniaya,” terutama selama beberapa masa paling keras dalam sejarah Irak baru-baru ini.

Paus Fransiskus menambahkan, bahwa Ali al-Sistani menegaskan tentang pesan perdamaian, dan juga tentang, “Kesucian hidup manusia dan pentingnya persatuan rakyat Irak,” demikian sebagaimana dilansit dari Aljazeera.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Vatican Media/AP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *