Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 31 May 2012

Pasar Perbankan Syariah Masih Minim


BANDUNG  – Perbankan syariah saat ini terus mengalami pertumbuhan meski tidak secepat perbankan konvensional. Sampai saat ini market share perbankan syariah secara nasional, baru mencapai empat persen.

“Pangsa pasarnya masih kecil. Karenanya, perlu berbagai upaya untuk terus mendorong pertumbuhan pasar perbankan syariah,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, pada Seminar Islamic Finance & Investment di Grand Royal Panghegar, Bandung, Rabu (30/5/2012).

Masih kecilnya pangsa pasar perbankan syariah ini tidak sesuai dengan potensi pasar yang tersedia di Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia ini. “Perbankan syariah nasional kita kalah oleh Malaysia, yang pangsa pasarnya mencapai 20 persen total perbankan negara tersebut,” ujar Halim.

Menurut Halim sejumlah faktor masih menjadi kendala lambatnya pertumbuhan perbankan syariah. Di antaranya berkaitan dengan sistem perpajakan yang belum meringankan.karena itu sebaiknya perbankan syariah di tanah air memperoleh insentif pajak. “Terbukti, sampai kini, masih terdapat produk perbankan syariah yang terkena pajak dua kali. Jadi, kami harap, pemeritnah dapat menyikapi sekaligus menyelesaikan hal tersebut,” kata Halim.

Selain insentif pajak, tambahnya, perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan infrastruktur. Misalnya, dalam hal peraturan dan perundang-undangan perbankan syariah. Halim memprediksi, jika kondisinya tetap seperti saat ini, butuh waktu sekitar 15 tahun bagi perbankan syariah agar mencapai market share yang ideal.

Di Hotel Grand Preanger Bandung, Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia, Edy Setiadi, mengatakan, di Indonesia, perbankan syariah terbagi atas tiga. Pertama, Bank Syarah (unit), Bank Umum Syariah (BUS), Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Akan tetapi, di antara ketiganya, hanya Bank Syariah yang 90 persen rencana bisnis bank (RBB)-nya berjalan. “Untuk BUS dan BPRS, RBB-nya baru sekitar 75 persen. Tapi, BUS punya keunggulan, yaitu dalam hal likuiditas kredit, yang sudah mencapai 80 persen,” ujanya.

Edy juga mengatakan, sampai kini nilai total perbankan syariah mencapai Rp 141 triliun namun nilai pembiayaannya masih lebih kecil, yaitu Rp 109 triliun. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *