Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 22 March 2018

“Nilai-nilai Pancasila Pancarkan Rahmatan lil Alamin”


islamIndonesia.id– “Nilai-nilai Pancasila Pancarkan Rahmatan lil Alamin”

 

 

 

Kaki Pancasila sebenarnya terdiri dari tiga. Yakni sosio-nasionalisme (sila kedua dan ketiga) sosio-demokrasi (sila keempat dan kelima) dan terakhir sosio-religius (sila pertama). Saat ini bangsa Indonesia memasuki fase rawan digelarnya Pemilukada di sejumlah daerah.

“Perhelatan demokrasi itu membuat kesenjangan sosial di masyarakat semakin lebar. Karena sarat kepentingan individu dan memerlukan dana besar,” kata Ketua Badan Penyuluhan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif Selasa (20/3).

Ia menyampaikan itu saat Pondok Pesantren Islam Al Iman Muntilan menggelar Sarasehan Nasional bertema Pembinaan Ideologi Pancasila. Yudi berharap pilkada berlangsung damai, masyarakat tetap berpegang pada nilai-nilai ideolog Pancasila.

Pilkada juga diharapkan menghasilkan pemimpin yang konsisten terhadap kepentingan ekonomi sosial bangsa Indonesia. “Kami meyakini bila bangsa Indonesia konsisten kepada Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.

Dari pilkada kali ini Indonesia mampu mewujudkan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan. Seperti kata Bung Karno, sebenarnya Pancasila adalah pendirian hidup bangsa yang sudah tumbuh dan menjadi jantung dari spiritualitas bangsa.

Ia mengungkapkan, Pancasila dan nilai nilai dalam Islam tak perlu dipertentangkan. Karena Pancasila dan Islam merupakan satu kesatuan tak terpisahkan sebagaimana dijabarkan dalam Alquran.

Menurutnyaa, berbicara Pancasila di Pesantren sangat tepat karena Islam dan Pancasila memililki ikatan sejarah dari para tokoh pendahulu. “Perumus Pancasila yang berasal dari komunitas-komunitas keagamaan,” jelas Yudi.

Materi yang disampaikan ini bertujuan untuk meneguhkan Pancasila sebagai falsafah negara, agar bangsa Indonesia melaksanakan kembali nilai-nilai Pancasila seutuhnya. Sarasehan nasional yang dihelat dalam Milad 76/31 tahun PPI Al Iman Muntilan ini dihadiri ratusan lapisan masyarakat dan sejumlah tokoh nasional. Di antaranya Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, anggota DPR RI Al Muzammil Yusuf, dan cendekiawan Muslim Habib Khirzin.

Yudi menungkapkan, Pancasila sebagai dasar negara menjadi simpul perdamaian. Mengingat bangsa Indonesia majemuk lapisan sosial masyarakatnya, beragam suku, agama, golongan dan partai. Dalam konteks itu tidak ada yang lebih utama dalam konsep persatuan.

Pancasila merumuskan kepentingan semua golongan, tidak terkecuali politik. Ideologi Pancasila meredam perpecahan, mengandung nilai-nilai kebaikan bagi semua masyarakat. “Lebih tepatnya dalam bahasa Jawa nilai-nilai Pancasila memancarkan asah, asuh, dan asih, rahmatan lil alamin bagi umat muslim,” tandas Yudi

 

 

 

 

YS/islamIndonesia/sumber: radarjogja.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *