Satu Islam Untuk Semua

Monday, 20 January 2014

Musik Blues Berakar dari Tradisi Islam


zain.staff.ub.ac.id

Islam dan musik bukanlah hal baru. Keduanya sudah saling bertemu untuk membumikan satu sama lain. Di Indonesia hubungan keduanya dapat terlihat dari banyak jenis aliran musik, seperti dangdut dengan Rhoma Irama ataupun grup nasyid yang menyenandungkan musik berlirik pesan dakwah.

Negeri dengan mayoritas Muslim ataupun musik yang berasal dari negeri muslim tidak sulit untuk mencari keterkaitannya. Lalu, bagaimana hubungan jenis musik dari barat dengan Islam?

Seorang ilmuwan dari Schimburg center for Research in Black Culture di New York, Sylviana Diouf, berhasil menemukan juga meyakinkan pada publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi Muslim di Afrika Barat.

Selama ini, blues dikenal sbagai aliran musik vocal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat. Faktanya blues berkembang pesat pada abad 19 bermula dari musik bertemakan spiritual dan pujian  yang biasa dilantunkan komunitas muslim kulit hitam asal Afrika di Amerika. Musik blues menerapkan blue note dan pola call and response itu dipercaya dipopulerkan oleh WC handi (1873-1958) yang dikenal sebagai bapak blues.

Pernyataan musik blues memiliki akar Islam tentu harus dibuktikan. Sylviana Diouf melakukan pembuktian tersebut dengan memutar dua rekaman. Rekaman pertama diperdengarkan kepada khalayak di sebuah ruangan Universitas Harvard. Ternyata rekaman pertama itu adalah lantunan azan—panggilan beribadah solat untuk umat muslim.

Kemudian, rekaman kedua diputar sebagai pembanding adalah lagu Levee Camp Holler. Lagu ini pertama kali muncul di Delta Missisipi sekitar 100 tahun yang lalu. Bagi pecinta blues, lagu ini bukanlah terbilang biasa karena diciptakan oleh komunitas kulit hitam asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil. Kedua rekaman tersebut mengagetkan publik yang hadir saat itu karena lagu Leeve Camp Holler terdengar mirip dengan rekaman pertama, yaitu lantunan suara azan. “Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik blues Amerika dengan tradisi muslim jelas-jelas terbukti,” ujar Diouf. Mereka pun berkata, “Wow benar-benar terdengar sama. Blues ternyata benar berakar dari sana (tradisi Islam),” lanjut Diouf menirukan komentar publik Amerika ketika mendengar rekaman tersebut.

Dalam risetnya, Curiel menemukan keterkaitan lahirnya blues di tanah Amerika dengan Muslim Afrika Barat terjadi pada sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M. Saat itu banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak. Menurut para sejarawan, sekitar 30 persen budak dari Afrika Barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. “Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen, namun banyak budak dari Afrika itu tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya,” jelas Curiel.

Salah satu keteguhan iman mereka terlihat saat mereka tetap melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Penggalan sejarah juga mencatat, para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang pertama kali menemukan Benua Amerika sebelum Columbus. Penulis buku American Muslim History: A Chronological Observation, Fareed H Numan, meyakini hal itu. Tak perlu diragukan lagi, katanya, secara historis kaum muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus datang.

Sementara sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya, They Came Before Columbus, membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dan orang Amerika asli. Sementara dalam African Presence in Early America, Van Sertima menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat Amerika. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.  

Dari sisi komponen alat musik pun memperkuat seluruh argumentasi tadi. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka menabuh drum, karena khawatir akan menumbuhkan semangat perlawanan para budak. Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan karena dianggap mirip biola.

Guru besar ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, Prof Gehard Kubik, mendukung keterangan itu dengan menyatakan, alat musik banjo Amerika sejatinya berasal dari Afrika. Bahkan secara khusus, Prof Kubik menulis sebuah buku tentang keterkaitan musik blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat. Judul buku itu adalah Africa and the Blues (University Press of Mississippi, 1999). “Saya yakin banyak penyanyi blues saat ini yang tak menyadari bahwa pola musik mereka meniru tradisi musik kaum Muslim di Arab,” cetusnya.

Riset yang dilakukan Prof Kubik juga membuktikan, gaya vokal sebagian besar penyanyi blues yang menggunakan melisma ataupun intonasi bergelombang, ternyata berasal dari Afrika Barat juga. Gaya vokal seperti itu, menurut Kubik, merupakan peninggalan masyarakat Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 M.

Melisma adalah istilah untuk menyebut penggunaan banyak nada dalam satu suku kata. Sedangkan intonasi bergelombang merupakan rentetan nada yang beralih dari skala mayor ke minor lalu kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan azan dan membaca Alquran. Fakta itu menurut Prof Kubik merupakan bukti bahwa blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat

Menyangkal
Kendati bukti-bukti sudah sangat kuat, toh masih ada kalangan yang menyangkal adanya pengaruh tradisi musik Muslim Afrika pada musik blues. “Non-Muslim sangat sulit untuk meyakini fakta itu, karena mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan musik Islami,” ungkap Barry Danielian, peniup terompet yang kerap tampil bersama seniman blues ternama seperti Paul Simon atau Natalie Cole Danelian mengaku telah lama mengamati suara azan dan ayat-ayat Alquran yang biasa dilantunkan para Muslim kulit hitam di Amerika. Ia menilai, lantunan azan dan ayat-ayat suci Alquran itu mengandung musikalitas.

Penyangkalan pengaruh tradisi Islam pada musik blues adalah bagian dari diskusi keilmuan. Namun, masyarakat dunia telah terbuka bahwa musik blues berasal dari akar tradisi Islam yang dibawa masyarakat Afrika di Amerika.

One response to “Musik Blues Berakar dari Tradisi Islam”

  1. Madumoelagu says:

    Oh, jadi musik blues itu bersumber dari tradisi Islam? Menarik sekalli gan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *