Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 20 December 2018

Museum Islam Indonesia Resmi Dibuka


islamindonesia.id – Museum Islam Indonesia Resmi Dibuka

 

Sebuah bangunan berbentuk piramida dengan tugu yang memuat prasasti 99 nama Allah adalah tampilan dari Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (MINHA) di desa Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Daerah tempat museum berdiri awalnya tempat parkir bagi pengunjung dari tempat peristirahatan almarhum Gus Dur.

Saat ini pengunjung dapat memanfaatkannya untuk belajar tentang sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.

MINHA terdiri dari tiga lantai, tetapi pada saat ini hanya satu lantai terbuka untuk pengunjung. Museum ini menampilkan informasi tentang bagaimana agama islam masuk ke Indonesia melalui perdamaian dan akulturasi.

Artefak yang ditampilkan di museum ini dibagi menurut asal mereka, dengan bagian untuk Sumatra, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia timur. Ada juga lukisan pahlawan nasional dan ulama, terutama yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Di antara artefak yang dipajang di museum ini adalah perhiasan mahkota dan lambang negara-negara bersejarah kerajaan Islam, buku-buku lama tentang fiqh (yurisprudensi Islam) dan tasawuf (Sufisme) dan tembikar yang ditemukan di Riau dan dibawa oleh pedagang Timur Tengah dan India.

Lantai kedua dan ketiga museum akan dibuka pada Maret 2019.

“Akan ada catatan sejarah Islam selama era kolonial Belanda dan kekacauan politik di tahun-tahun awal setelah Hari Kemerdekaan hingga era modern,” kata kepala MINHA Halim Mahfudz.

Museum tersebut menerima sumbangan dan pinjaman barang dengan nilai sejarah Islam dari tokoh-tokoh terkemuka atau ulama organisasi Islam.

Misinya adalah menyebarkan kesadaran bahwa Indonesia menganut lima prinsip Pancasila, yang selaras dengan nilai-nilai tokoh Islam terkemuka dan nasionalis.

Museum ini buka Senin hingga Kamis dan Sabtu hingga Minggu mulai pukul 08.00 hingga 16.00.

“Harga (tiket) masuk ke museum akan gratis sampai akhir Desember, dan akan ada renovasi lebih lanjut dan penyelesaian artefak yang akan ditampilkan pada bulan Januari, maka setelah itu akan dikenakan biaya masuk. Tidak akan mahal dan [dana] akan digunakan untuk perawatan museum,” kata Halim.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *