Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 12 July 2020

Museum Hagia Sophia akan Diubah Kembali Menjadi Masjid


islamindonesia.id – Museum Hagia Sophia akan Diubah Kembali Menjadi Masjid

Museum yang ternama di dunia, Hagia Sophia, yang terletak di Istanbul, Turki – yang pada awal mulanya adalah sebuah katedral – telah diubah kembali menjadi masjid.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan keputusan itu setelah pengadilan membatalkan status museum situs tersebut.

Dibangun 1.500 tahun yang lalu sebagai katedral Kristen Ortodoks, Hagia Sophia kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Dinasti Utsmaniyah ke lokasi tersebut – Kekaisaran Bizantium – pada tahun 1453.

Setelah Dinasti Utsmaniyah runtuh pada tahun 1923, pada tahun 1934 Hagia Sophia diubah menjadi museum dan sekarang menjadi situs Warisan Dunia Unesco.

Kelompok Islamis di Turki sudah sejak lama menyerukan agar museum itu dikonversi menjadi masjid kembali, tetapi anggota oposisi sekuler menentang langkah itu. Usulan itu menuai kritik dari para pemimpin agama dan politik di seluruh dunia.

Mempertahankan keputusan itu, Presiden Erdogan menekankan bahwa Turki telah menggunakan hak kedaulatannya untuk mengubahnya kembali menjadi masjid.

Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa salat pertama di  Hagia Sophia akan dilaksanakan pada 24 Juli.

“Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka lebar bagi penduduk lokal maupun orang asing, Muslim dan non-Muslim,” tambahnya.

Perubahan akan terjadi lagi pada Hagia Sophia, yang telah ada dari sejak abad ke-6, usianya bahkan lebih lama dari Kekaisaran Bizantium dan Dinasti Utsmaniyah itu sendiri. Sekarang, sekali lagi, itu akan berubah kembali menjadi masjid.

Namun para pejabat Turki mengatakan bahwa simbol-simbol Kristen, termasuk mosaik Perawan Maria yang menghiasi kubah emasnya yang membumbung tinggi, tidak akan dihilangkan.

Bagi dunia, perubahan apapun terhadap Hagia Sophia, efeknya akan sangat mendalam karena berkaitan dengan dua agama besar di dunia. Adalah Kemal Ataturk, pendiri Turki modern, yang memutuskan bahwa Hagia Sophia harus diubah dari masjid menjadi museum.

Presiden Erdogan sekarang mengambil satu langkah lagi untuk membongkar warisan sekuler Ataturk, dan membentuk kembali Turki sesuai dengan visinya. Pemimpin Turki – yang menampilkan dirinya sebagai penakluk modern – tidak merasa menyesal terhadap perubahan tersebut.

Dia mengatakan, siapa pun yang tidak menyukainya – dan banyak orang di luar negeri tidak – telah menyerang kedaulatan Turki.

Konversi Hagia Sophia bersesuaian dengan latar belakang politiknya – konservatif religius – dan dengan para nasionalis Turki. Kritik mengatakan bahwa dia menggunakan isu ini untuk mengalihkan perhatian dari kerusakan ekonomi yang terjadi di Turki akibat pandemi Covid-19.

Namun banyak orang pada komunitas internasional berpendapat bahwa monumen itu milik umat manusia – bukan milik Turki – dan seharusnya tetap tidak berubah. Mereka mengatakan bahwa Hagia Sophia adalah jembatan antara dua agama, dan simbol keharmonisan.

Tak lama setelah pengumuman itu, azan pertama telah dikumandangkan di Hagia Sophia dan disiarkan di semua saluran berita utama Turki. Saluran media sosial situs budaya itu sekarang telah dihapus.

PH/IslamIndonesia/Sumber: BBC News/Foto utama: TRT World

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *