Satu Islam Untuk Semua

Monday, 26 May 2014

Muhammadiyah Tolak Black Campaign Capres


foto:istimewa

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan, organisasi Islam yang dipimpinnya itu tidak akan mendukung calon presiden dan calon wakil presiden manapun. Namun, Muhammadiyah menilai sangat penting untuk mengetahui visi misi capres dan cawapres, untuk menentukan Pemilu mendatang.

Menurut Din Syamsuddin, Walaupun Muhammadiyah tidak terlibat di dalam politik kekuasaan, namun Muhammadiyah tidak meremehkan pentingnya politik. “Maka pasangan capres dan cawapres sengaja kami undang untuk menyampaikan pikiran dan visi misinya di hadapan sidang Tanwir,” jelas Din Syamsuddin di acara Tanwir Muhammadiyah, Jumat di Samarinda (23/5).

Dikatakan Din, perlu diketahui bagi masyarakat di Indonesia bahwa memberikan dukungan capres dan cawapres bukanlah watak Muhammadiyah.

“Muhammadiyah ingin semua pasangan capres dan cawapres yang telah terdaftar di KPU untuk menyampaikan visi misi yang menjadi pikiran dan komitmen untuk bangsa ke depan kepada warga Muhammadiyah,” jelas Din Syamsuddin.

Warga Muhammadiyah akan mendengar visi misi capres dan cawapres yang akan diuji nilai-nilainya dan cita-cita nasional dengan Muhammadiyah.
 
Tanwir Muhammadiyah yang kemarin berlangsung di Samarinda sejak 23-25 Mei 2014 bertema “Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”.

Bahas Black Campaign

“Dalam maklumat Muhammadiyah agar kedua pasangan capres-cawapres dan pendukungnya agar tidak menebarkan kampanye hitam. Dalam bentuk apapun black campaign akan merusak kita,” kata Din Syamsuddin.

Dikatakan Din, Muhammadiyah mendorong untuk mengedepankan perdebatan konsep ketimbang kampanye belaka. Ormas Islam ini memandang black campaign sudah dilakukan kedua pihak.

“Semua capres dan cawapres tentu memiliki kelemahan. Jangan mengambil bentuk persaingan tak sehat. Kami himbau agar bersaing secara sehat,” tambah Din.

Sebelumnya capres Joko Widodo dan capres Prabowo Subianto juga dihadirkan untuk pemaparan visi dan misi. Din mencontohkan bahwa bentuk sosialisasi berimbang seperti itu yang harus dikedepankan.

Muhammadiyah berharap persaingan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 berlangsung secara berkualitas dan tidak ada praktek kampanye hitam.

“Sekarang banyak black campaign dan hal itu yang nantinya akan menurunkan kualitas pilpres,” ujar Din Syamsuddin.

Menurutnya, kesalahan seseorang tidak perlu diekspos. Namun, baik calon presiden (capres) maupun wakil presiden (wapres) perlu mengklarifikasi setiap kesalahan, bukan kelemahannya.

“Kelemahan itu manusiawi. Dalam rangka pemilihan dan pemberian amanat rakyat untuk memimpin bangsa, kesalahan dari individu capres/cawapres baik di bidang hukum, moral, dan politik perlu diklarifikasi. Jangan sampai dibungkus, disembunyikan, ditutupi karena hal itu tidak baik untuk kepemimpinannya serta hubungan dengan masyarakat pada masa yang akan datang,” paparnya.

“Kampanye” Para Capres

Hadir dalam Tanwir Muhammadiyah kemarin kedua Capres, Jokowi dan Prabowo. Dalam kesempatan itu Jokowi diberi kesempatan untuk mempromosikan program-programnya untuk kemajuan Indonesia lima tahun ke depan. “Dari semua program, salah satu program saya adalah pendidikan dan kesehatan. Program ini yang saya gunakan pada pemilihan Wali Kota Solo,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, kedua program tersebut juga dia terapkan di Jakarta. Dari jutaan masyarakat Jakarta, separuhnya sudah memiliki kartu Jakarta Sehat.

Kartu tersebut bisa digunakan untuk segala keperluan kesehatan dari operasi hingga cuci darah. “Semua ditanggung pemerintah. Selain Kartu Jakarta Sehat, juga ada namanya kartu Jakarta Pintar. Ini jumlahnya 250 ribu masyarakat yang dapat. Kartu ini digunakan untuk pembelian sepatu, buku, seragam sekolah dan biaya-biaya lainnya,” ungkap dia.

Selain itu, Jokowi juga membahas masalah pembentukan karakter didik di sekolah. Dia berencana memprioritaskan bidang pendidikan. Di mana pelajar mulai dari SD hingga SMA akan mendapat pelajaran tentang budi pekerti.

“Iya saat ini anak-anak kita kekurangan pelajaran yang berkaitan dengan budi pekerti, pembentukan karakter, mental dan sikap. Pelajaran ini akan diberikan di sekolah, agar anak-anak kita bisa menjadi orang yang budiman,” ujar dia.

Tidak hanya itu, di bidang agraria juga dijadikan Jokowi sebagai program menuju Indonesia sukses. Jokowi akan memfokuskan SDM di bidang pertanian. Sekolah-sekolah menengah bidang pertanian akan didirikan, untuk mencetak SDM berkualitas.

“Kita Negara agraris, kita akan mencetak SDM yang berkulitas. Dengan mendirikan sekolah agrarian, kita bisa mengekspor hasil pertanian dan tentunya menyejahterakan petani,” katanya.

Tidak hanya petani, kata Jokowi, nelayan pun akan disejahterakan. Dia akan membangun tol laut. Menyediakan kapal besar untuk mengangkut segala kebutuhan dalam jumlah besar dari Sumatera hingga Papua.

Setelah calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, berpidato di Tanwir Muhammadiyah, satu jam kemudian giliran calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, berbicara di depan peserta Tanwir.

Menurut Prabowo Subianto, dalam pemaparannya, produktivitas bangsa Indonesia masih kurang. Selama ini kebutuhan masyarakat selalu dipenuhi via impor. “Kurang tingginya produktivitas ini membuat rakyat Indonesia tetap miskin. Padahal, Indonesia kaya akan sumber daya alam dan manusia,” ujar Prabowo.

“Ikan kita impor, bawang kita impor, singkong kita impor. Kita tidak bicara mobil-motor, komputer, kita tidak bicara smartphone, pangan saja kita impor,” jelas Prabowo.

Prabowo pun mengajak Muhammadiyah membawa Indonesia menjadi negara maju, menjadi negara sederajat dengan negara-negara lain. “Seperti Muhammadiyah yang telah berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan, melahirkan tokoh-tokoh dan pemimpin besar bangsa ini, seperti Panglima Besar Jendral Sudirman yang juga Muhammadiyah,” papar Prabowo

Prabowo memiliki strategi yang dia sebut dorongan besar, strategi ini merupakan masterplan percepatan pembangunan Indonesia. Prabowo juga mengatakan semua Presiden memiliki jasa yang besar untuk Indonesia. Dia mencontohkan kesinambungan program dari Presiden Soekarno ke Soeharto.

“Bung Karno yang bangun Krakatau Steel, Pak Harto yang selesaikan, dan seterusnya. Semua presiden kita berjasa,” jelasnya.

Prabowo juga menegaskan, jika dia menjadi Presiden, maka pembangunan akan didasarkan pada semangat nasionalisme. Anak-anak Indonesia tak boleh lagi jadi pembantu di negeri sendiri.
[SR]

sumber : islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *