Muhammadiyah: Terorisme Tak Bisa Sekadar Ditangani dengan Slogan

islamindonesia.id-Muhammadiyah: Terorisme Tak Bisa Sekadar Ditangani dengan Slogan

Muhammadiyah menilai pendekatan dalam pencegahan dan pemberantasan terorisme harus dilakukan dengan berbagai cara dan melibatkan semua pihak. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyusul terjadinya aksi teror di Markas Polrestabes Medan 13 November 2019.

“Peristiwa teror itu menjadi pesan bagi pemerintah, persoalan terorisme dan kekerasan tidak bisa sekadar ditangani dengan retorika politik dan slogan,” kata Mu’ti seperti dilansir harian Kompas, 15 Nobember. “Ini menjadi masalah kita bersama.”

Ia bilang, salah satu cara ialah melalui pendekatan semesta partisipatif dengan pemerintah membangun komunikasi untuk menumbuhkan kesadaran. Masyarakat di sekitar juga perlu diajak berperan dalam mencegah ekstremisme dan terorisme.

“Pendekatan tak melulu melalui ceramah agama, tetapi bisa melalui jalur seni, olahraga, ekonomi, atau pengembangan hobi lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya,  seorang pemuda berinisial RMN (24) melakukan aksi bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Medan, Sumatera Utara. Aksi berdarah itu mengakibatkan pelaku dan empat orang polisi tewas serta dua orang lainnya terluka.

Setelah bom bunuh diri di Polrestabes Meda, polisi menangkap empat terduga teroris, yakni tiga orang di Banten dan seorang di Jawa Tengah. Tiga orang yang ditangkap di Banten diduga beraflisiasi dengan JAD Banten.

Berdasarkan penelusuran polisi, keempat orang itu diduga pernah mengikuti latihan militer. Selain itu, ada pula yang pernah ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. 

Mu’ti menilai, aksi brutal di Medan itu menjadi paradoks di tengah apresiasi dunia terhadap keberhasilan Indonesia memberantas terorisme. Selain itu, peristiwa tersebut memiliki makna besar karena terjadi di markas kepolisian yang menjadi barisan terdepan dalam menjamin keamanan masyarakat dan menangani terorisme.[]

YS/islamindonesia