Satu Islam Untuk Semua

Monday, 20 January 2014

Mosi Integral: Buah Pikir Natsir untuk Lahirnya NKRI


Indonesia pernah melahirkan negarawan segaligus ulama dengan kemampuan lobi tinggi. Ketika perpecahan negara di depan mata. Natsir muncul dengan kesederhanaan, keterbukaan diskusi, dan rasa cinta pada negara sehingga mampu menyatukan kembali  Indonesia. Kejelian melihat situasi, penerimaan pendapat, Natsir melahirkan pidato yang dikenal dengan mosi integral.

Indonesia bergejolak. 27 Desember 1949 lahir sebuah Republik Indonesia (RIS) Serikat menggantikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terbentuknya RIS adalah pukulan bagi Indonesia yang umur kemerdekaanya barulah seumur jagung. Negara bentukan RIS tergabung dalam Bijeenkomst voor Federaal Overleg. Tokoh kolonial pembentukan negara bagian ini adalah Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hubertus Johannes van Mook.

Secara resmi, Bijeenkomst telah terbentuk sejak pelaksanaan Perjanjian Linggarjati 1946. Dengan kelicikan dan pencaplokan kembali Indonesia, van Mook memecah Indonesia lewat pembentukan negara bagian.  Lewat RIS, van Mook memecah NKRI dengan membentuk negara bagian yang di dalamnya ada Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Borneo, menjadi 16 negara bagian.

Kelicikan van Mook memecah belah Indonesia diterima banyak daerah sebab tiap daerah akan memiliki kewenangan sendiri. Mr Mohammad Roem menyebut, “Memang sangat menarik untuk membentuk negara bagian, lebih-lebih untuk menjadi kepala negaranya. Orang memperoleh segala fasilitas keuangan dan teknis dari pemerintah Hindia Belanda.”

Usaha Belanda memecah Indonesia dengan RIS membuat tokoh republikan menyebutnya sebagai negara boneka “Negara boneka bikinan van Mook”.

Natsir bermanuver melihat situasi perpecahan. Diskusi ekstrem antar ideologi terjadi. Kesepahaman diambil dengan rekannya di parlemen, yaitu Kasimo dari Partai Katolik dan A. M. Tambunan dari Partai Kristen Indonesia. Diskusi alot pun terjadi dengan kekuatan politik ekstrem lainnya pada saat itu: Partai Komunis Indonesia di sisi kiri dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg di sisi kanan.

Pada 3 April 1950 Natsir pun menyampaikan sebuah pidato ajakan untuk sebuah persatuan. Pidato bersejarah di depan parlemen Republik Indonesia yang dikemudian hari dikenal sebagai “Mosi Integral”. Isi dari pidato tersebut ditutup dengan sebuah pernyataan kuat yang intinya: “Dewan Perwakilan Rakyat Sementara republik Indonesia Serikat dalam rapatnya tanggal 3 April 1950 menimbang sangat perlunya penyelesaian yang integral dan pragmatis terhadap akibat-akibat perkembangan politik yang sangat cepat jalannya pada waktu akhir-akhir ini”.

Isi Mosi Integral adalah undangan untuk pemerintah agar berinisiatif mencari penyelesaian terhadap gejolak perpecahan yang ada. Ajakan Natsir pada pidatonya bukanlah sekadar ajakan kepada negara bagian untuk kembali ke negara kesatuan. Natsir menegaskan bahwa mosinya tidak berhubungan dengan kontroversi negara kesatuan dan negara federal dengan menyatakan “menjauhkan diri dari pembicaraan soal unitarisme dan federalisme. Perjuangan Natsir bukan sekadar “negara kesatuan”, tetapi “persatuan bangsa” sehingga dia menyebut sebagai integral dalam pidatonya.

Mosi dari Natsir disambut dengan baik oleh parlemen dan pemerintah. Mohammad Hatta, perdana menteri sekaligus wakil presiden pada saat itu pun menyambutnya dengan tangan terbuka. Hatta mengatakan, “Mosi Integral Natsir kami jadikan pedoma menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.”

Pada akhirnya, 19 mei 1950 diadakan perundingan pemerintah Republik Indonesia Serikat yang mewakili Indonesia Timur dan Sumatera Timur dengan Republik Indonesia. Perundingan itu menghasilkan piagam yang ditandatangai Perdana Menteri republik Indonesia Serikat Mohammad hatta dan Perdana Menteri Republik Indonesia Dr. Halim.

Piagam tersebur berisi kesepakatan NKRI dan RIS membentuk sebuah negara kesatuan. Presiden Soekarno membacakan Piagam pembentukan NKRI dalam sidang bersama parlemen dan senat RIS. Tepat pada hari proklamasi Indonesia, Presiden Soekarno mengumumkan lahirnya negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia lahir kembali dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Muhammad Natsir adalah tokoh utama dari terbentuknya NKRI.

 

0 responses to “Mosi Integral: Buah Pikir Natsir untuk Lahirnya NKRI”

  1. SB says:

    Masih tercampur istilah RI (sebelum RIS) dengan NKRI. Setahu saja istilah NKRI hanya dikenal setelah RIS. Akibatnya ada banyak kontradiksi istilah didalam makalah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *