Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 07 September 2019

Menlu Retno Terhadap Iran: Tidak Akan Ada Perdamaian di Dunia Jika Tidak Ada Perdamaian di Timur Tengah


islamindonesia – Menlu Retno Terhadap Iran: Tidak Akan Ada Perdamaian di Dunia Jika Tidak Ada Perdamaian di Timur Tengah

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, menerima lawatan Menlu Iran, Javad Zarif, di Jakarta, pada Jumat (6/9). Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu), kedua belah pihak menyampaikan perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Iran, serta pandangan kedua negara terkait isu-isu di Timur Tengah.

Ada delapan poin yang disampaikan oleh Retno tentang perkembangan kerjasama antara Indonesia-Iran: (1) Kedua negara telah menyelenggarakan acara Konsultasi Konsuler ke-5, di Yogyakarta, pada 27 Agustus 2019; (2) Dialog mengenai HAM di Surakarta, September 2019.

(3) Delegasi Komisi Yudisial dan Hukum Iran berkunjung ke Indonesia pada Agustus 2019; (4) Delegasi Parlemen Indonesia berkunjung ke Iran, pada pertengahan Agustus 2019; (5) Kerjasama di bidang pemberdayaan perempuan dan kesehatan.

(6) Health Bussiness Forum, pada September di Jakarta. Kegiatan yang sama akan diselenggarakan di Iran pada pertengahan September 2019; (7) Delegasi Nano Technology Iran berkunjung ke Indonesia; dan (8) Meningkatkan perdagangan bilateral.

Isu Timur Tengah

Adapun mengenenai isu-isu di Timur Tengah, Retno mengatakan bahwa Indonesia menegaskan posisi prinsipnya, yaitu ingin Timur Tengah menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Indonesia meyakini bahwa tidak akan ada perdamaian di dunia jika tidak ada perdamaian di Timur Tengah.

Retno juga menambahkan, Indonesia mengharapkan semua pihak ikut berkontribusi dalam mewujudkan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah, dan berbagai perbedaan penting untuk diselesaikan melalui dialog.

“Beberapa prinsip penting yang harus dihormati adalah penghormatan atas kedaulatan sebuah negara, non-interference,” ujar Retno.

Terkait isu JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action), atau Kesepakatan Nuklir Iran dengan negara P5+1 (China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat (AS) — plus Jerman), Retno mengatakan, “Secara prinsip Indonesia ingin melihat bahwa kesepakatan JCPOA masih dapat dijalankan secara penuh dan efektif.”

Perlu diketahui, pada 8 Mei 2019, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menyatakan menarik diri dari kesepakatan tersebut dan secara bertahap menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap Iran.

Pada 20 Juni 2019, hubungan Iran-AS terus memanas ketika Iran menembak jatuh drone (pesawat tanpa awak) AS di sekitar Selat Hormuz. Iran mengatakan bahwa drone tersebut telah memasuki wilayah Iran tanpa izin, sementara itu AS mengatakan bahwa drone tersebut berada di jalur penerbangan internasional.

Mengenai isu Palestina, Retno mengatakan, “Isu Palestina tentunya merupakan salah satu isu yang perlu terus menjadi perhatian dunia. Indonesia secara konsisten menekankan bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya solusi jika kita ingin melihat perdamaian yang lestari.”

Mengomentari pemaparan Retno sebelumnya tentang hubungan bilateral, Javad mengatakan, “Kami (Indonesia-Iran) berbagi banyak urusan, banyak kesamaan pandangan, tentang pentingnya kerjasama di antara negara-negara berkembang.”

Dia juga menambahkan, “Kami ingin melihat lebih banyak area integrasi antara Iran dengan Indonesia, untuk memimpin negara-negara Muslim dalam bidang sains dan teknologi.”

Mengenai isu Timur Tengah, Javad mengatakan, “Kami (Indonesia-Iran) juga mendiskusikan isu regional, tentang kebutuhan untuk bekerja sama, partisipasi, dan saling pengertian di wilayah Teluk Persia.” Javad kemudian menekankan tentang pentingnya dialog kawasan dan prinsip non-agresi.

“Saya telah menekankan kepada (negara) sahabat kami di kawasan, begitu pula sahabat yang di luar kawasan, bahwa kemanan di kawasan ini tidak dapat dipengaruhi dari luar, dan keamanan tidak dapat dicapai dengan perluasan (dia tidak menyebutkan apa maksud dari “perluasan” di sini, apakah itu pengaruh, wilayah, atau ekspansi ekonomi-red) dari satu sama lain,” ujar Javad.

Dia juga menambahkan, “Keamanan hanya dapat dicapai melalui kerjasama dan keterlibatan. Dan inilah yang kami tekankan dan kami menyeru kepada tetangga kami untuk terlibat di dalamnya.”

Berbicara mengenai Palestina, Javad mengatakan, “Palestina adalah suatu sebab, Palestina adalah aspirasi nasional, Palestina adalah kiblat pertama bagi dunia Muslim.”

“Aspirasi jutaan rakyat Palestina untuk memiliki negara, (disuarakan) dari luar tanah air mereka selama bertahun-tahun tidak dapat secara mudah disingkirkan begitu saja,” ujarnya.

“Kami sepakat bahwa hak rakyat Palestina harus dihormati, hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, hak mereka terhadap tanah air, hak mereka untuk memiliki negara sendiri.”

“Kesamaan posisi antara Iran dan Indonesia selalu dipertahankan, dan kami akan melanjutkan posisi ini,” tambah Javad.

Terkait JCPOA, “Saya telah menjelaskan kepadanya (Retno), bagaimana Iran telah mencoba untuk menjaga ketidaksepakatan ini (dengan AS) melalui aturan hukum dan pencapaian diplomasi (untuk memperbaikinya).”

Javad juga mengatakan bahwa penjatuhan sanksi individual terhadap beberapa warga negara Iran oleh AS, merupakan terorisme ekonomi, karena AS telah menyasar warga biasa.

Atas tuduhan pengembangan nuklir untuk senjata pemusnah massal, Javad menekankan bahwa program Nuklir Iran sepenuhnya bertujuan untuk perdamaian, yakni untuk kepentingan ekonomi Iran.

Terkait sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran, Javad mengatakan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima, karena AS bukan hanya menyasar Iran, tetapi juga negara-negara yang telah memiliki hubungan kerja sama ekonomi dengan Iran.

Meski demikian, Javad tetap menekankan, “Kami akan melanjutkan hubungan bilateral dengan Indonesia. Kami akan melanjutkan kerjasama bilateral dengan Indonesia dalam sektor-sektor privat.”

“Kami berharap dapat menerima lebih banyak turis Indonesia (ke Iran), dan mengirim lebih banyak turis (Iran) ke Indonesia. Sehingga rakyat dari kedua negara dapat berbagi kesamaan, saling mengenal satu sama lain,” tambahnya.

“Kita semua berasal dari keluarga yang sama, dan kekeluargaan itu perlu untuk kita pertahankan. (Tidak terdengar jelas, kemungkinan dia menyinggung tentang pelaksanaan salat Jumat-red)…. pada Jumat, yang mana adalah hari persatuan bagi semua Muslim. Terimakasih,” pungkas Javad.

Video selengkapnya dapat dilihat di bawah ini:

PH/IslamIndonesia/Foto: Screen Capture Video Kemenlu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *