Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 29 July 2018

Menhan Ryamizard Racudu: Tidak Sepatutnya Membuat Klaim Kebenaran dan Memaksakan Kehendak kepada Orang Lain


islamindonesia.id – Menhan Ryamizard Racudu: Tidak Sepatutnya Membuat Klaim Kebenaran dan Memaksakan Kehendak kepada Orang Lain

 

Dalam acara Konferensi Ulama Internasional di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (28/7), Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Racudu, ketika memberikan sambutan berbicara tentang konsep ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dilansir dari detik.com, Ryamizard mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang membawa kedamaian. Ryamizad juga menegaskan bahwa setiap orang yang beragama itu tidak harus menyalahkan agama lain.

“Islam adalah agama rahmatan lilalamin yang lengkap dan komprehensif. Oleh karena itu tidak sepatutnya, orang yang beragama selalu menyalahkan agama yang lain, bahkan membuat klaim kebenaran sekaligus memaksakan kehendak kepada orang lain untuk memeluk agama yang dianutnya,” ujarnya.

Ryamizard juga meminta semua umat beragama untuk mencegah perpecahan. Kerukunan antar anak bangsa merupakan hal yang harus tetap dijaga.

“Ciptakan kerukunan dalam beragama karena dalam agama kita, yang ada dalam sila satu Pancasila, ketuhanan Yang Maha Esa, kita utamakan. Kalau artikan ke dalam agama Islam. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Lakum Diinukum wa Liya Diin. Jadi kita bermacam-macam sama-sama, masalah masuk sorga atau neraka. Itu urusan Tuhan. Tapi mari kita bersama sama untuk meng-Indonesiakan Indonesia ini,” ujarnya.

Dia kemudian bicara soal pentingnya rukun Islam dan rukun Iman dalam ajaran Islam. Kedua rukun itu, menurut Ryamizard, merupakan pilar penting dalam agama Islam.

“Islam adalah agama yang lengkap dan komprehensif. Yang inti dari ajaran agama kita, telah dalam rukun Islam dan rukun Iman. Rukun Islam dan rukun iman merupakan pilar penting dalam agama Islam yang harus dimiliki dan diamalkan sebagai seorang muslim. Ibaratkan kita membangun rumah jika fondasinya kurang, otomatis ketika terjadi gempa maka rubuh, begitu pula apabila kepribadian kita tidak diperkuat dengan rukun iman dan rukun Islam. Apabila terjadi goncangan atau cobaan hidup, pastilah goyang juga,” jelasnya.

Bagi Ryamizard, Islam hadir di dunia untuk memanusiakan manusia. Islam juga disebutnya sebagai agama yang menjaga martabat setiap orang.

“Hadirnya Islam di muka bumi ini adalah salah satunya adalah untuk memanusiakan manusia, Islam hadir untuk melindungi, menjaga, memelihara harkat, derajat, martabat manusia di bumi ini,” katanya.

 

Tentang Terorisme

Selain itu, Ryamizard juga berbicara tentang terorisme, menurutnya aksi terorisme telah membuat setiap anak bangsa saling curiga. Dia menyebut para pelaku teror itu merupakan orang yang tak memahami nilai-nilai perdamaian agama Islam.

“Tetapi terorisme telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara. Terorisme ini telah membuat kita saling curiga dan saling memusuhi, terorisme pun telah merusak ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa ini,” katanya.

Ryamizard mengatakan aksi terorisme juga telah merusak citra agama Islam. Padahal, Islam selalu mengajarkan saling mengasihi antar sesama warga.

“Kita semuanya mengencam aksi teror. Terorisme telah merusak nama baik agama Islam yang dikenal dengan agama yang senantiasa mengajarkan kedamaian dan mengasihi sesama umat bukan mengajarkan membunuh, tidak ada ayat atau hadits yang mengajarkan membunuh sesama apalagi bunuh diri,” ujarnya.

Menurut dia, bunuh diri merupakan dosa terbesar yang tak pernah akan diampuni Allah SWT. Bagi dia, tak ada tempat bagi pelaku terorisme yang melakukan aksi bunuh diri.

“Perlu diketahui bahwa disatukan dosa terbesar manusia yang tidak pernah diampuni oleh Allah adalah perbuatan bunuh diri apalagi setelah bunuh diri, bunuh orang lain. Jadi jangan harap bunuh diri masuk surga,” tuturnya.

Ryamizard kemudian bicara soal ISIS, menurutnya ISIS muncul karena faktor politik dan dikaitkan dengan isu keagamaan.

“Di sini perlu saya tegaskan bahwa ISIS hanya sebuah konflik politik Irak dan Suriah domestik yang tidak ada kaitannya dengan faktor keagamaan,” paparnya.

Ryamizard melanjutkan, dia mengatakan ISIS menggunakan agama sebagai topeng untuk memperjuangkan politik. Mereka juga disebut memperdaya pikiran para anak muda.

“Penggunaan agama sebagai topeng perjuangan politik mereka telah berhasil memperdaya dan meracuni pikiran generasi muda baik dengan iming-iming surga, gaji besar maupun kegagalan di medan perang, sudah banyak berita didengar dari berbagai negara bagaimana anak-anak muda dari pelajar hingga mahasiswa yang memilih nmeninngalkan negaranya untuk bergabung ISIS,” bebernya.

 

 

PH/IslamIndonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *