Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 17 April 2013

Mengapa Kita Dukung Palestina?


Beberapa waktu lalu, kepada saya Pendeta Yewangoe menyatakan rasa mengertinya mengapa sebagian besar umat Islam Indonesia begitu antusias mendukung kemerdekaan Palestina. Ia sempat menyebut sekilas hubungan Palestina-Indonesia di masa lalu dan keragaman budaya serta agama yang ada di negara tersebut. “Yang terzalimi di sana itu bukan hanya orang Islam lho, saudara-saudara kami yang Kristen pun ikut dizalimi oleh pemerintah Zionis di sana. Jadi ya tidak ada alasan pula bagi kami tidak mendukung kemerdekaan Palestina,”ujar Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) tersebut.

Soal masa lalu yang disebut Pak Pendeta itu memang benar adanya. Begitu banyaknya usaha-usaha yang pernah dilakukan oleh orang-orang Palestina untuk Indonesia, bahkan jauh sebelum negara-negara lain “berani” mengakui kita sebagai sebuah negara merdeka. Saya ingat seorang ulama besar Palestina di tahun 1940-an. Namanya Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Suatu hari di bulan September 1944, dengan semangat yang berkobar-kobar dia memanggil seluruh elemen bangsa Palestina untuk mendukung “suatu bangsa Muslim yang tengah berjuang untuk kemerdekaannya.” 

Dalam bukunya yang berjudul  Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, M.Zein Hassan Lc menyebut dukungan tersebut berkumandang hingga seluruh dunia. Lewat Radio Berlin berbahasa Arab, Mufti Palestina tersebut  juga menyatakan dukungan atas terbentuknya “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia”.  Seruan itu semakin meluas di dunia Arab saat Al-Ahram (harian di Mesir yang terkenal sangat selektif dalam soal pemberitaan) ikut mengabarkan akan lahirnya sebuah bangsa baru di Asia Tenggara. 

Ada juga sebuah kisah, seorang saudagar kaya Palestina  bernama Muhammad Ali Taher. Dikisahkan, ia dengan spontan dan gembira pernah memberikan seluruh tabungannya di Bank Arabia kepada rombongan diplomat Indonesia pimpinan Haji Agus Salim. “Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia,”ujarnya. 

Tidak hanya di kalangan para pemukanya, konon saat itu bukan hal yang aneh jika orang-orang Palestina begitu akrab dengan isu kemerdekaan Indonesia persis seperti kita hari ini begitu akrab dengan isu kemerdekaan mereka dari penjajahan Israel. Begitu proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, ribuan orang tumpah ruah di jalanan kota-kota besar di Timur Tengah, hanya untuk mendukung kemerdekaan suatu bangsa yang jaraknya ribuan kilometer dari tempat mereka berada. Dan harus dikenang, mereka pun melakukan shalat ghaib secara serentak, ketika lebih dari 16.000 Indonesia gugur dalam Pertempuran Surabaya. 

Namun aksi yang paling impressif terjadi saat Belanda  melancarkan agresinya yang pertama pada 21 Juli 1947. Hampir tiga minggu setelah kejadian tersebut,   Volendam, kapal Belanda yang mengangkut ribuan serdadu dan senjata yang akan dikirim ke Indonesia, diusir secara paksa ketika akan merapat di Port Said.  Hari itu tanggal 9 Agustus 1947, ketika ribuan penduduk dan buruh pelabuhan (sebagian ada orang-orang Palestina) menyambut kedatangan kapal Belanda tersebut dengan demonstrasi besar di mulut dermaga Port Said. Tidak cukup hanya dengan berdemonstrasi, ratusan dari mereka (dengan menumpang puluhan kapal boat yang dipasang bendera merah putih) nekat  mendekati,  mengejar, menghalau dan melakukan blokade terhadap kapal-kapal perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal Volendam. 

“Kapal-kapal boat yang dipenuhi warga Mesir itu mengejar kapal-kapal besar dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. Mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan kapal-kapal besar itu ke jurusan lain.”demikian laporan yang dimuat dalam harian Al-Balagh pada 10 Agustus 1947. 

Betapa kita bisa bercermin dari peristiwa-peristiwa yang terjadi puluhan tahun yang silam itu. Pastinya, hari ini kita pun akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Mesir dan Palestina itu, jika sebuah kapal perang Israel  merapat di Pelabuhan Tanjung Priok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *