Satu Islam Untuk Semua

Friday, 29 August 2014

Menepis Pandangan Negatif Lewat Hijab


Caroline Howarth

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Birmingham dan London School of Economics menemukan tak satu pun perempuan Muslim di Barat yang melepas hijabnya kendati mereka mendapatkan kekerasan selama 15 tahun terakhir.

“Bagi perempuan di kelompok minoritas, hijab adalah cara untuk menegaskan identitas budaya mereka dan cara mengatasi pandangan negatif tentang komunitas Muslim secara politik,” kata Caroline Howarth, peneliti London School of Economics.

Dari berbagai wawancara ditemukan bahwa kaum perempuan Muslim di Inggris, misalnya, lebih nyaman memakai hijab sebagai identitasnya sebagai pemeluk Islam. Hal ini dilakukan Sumreen Farooq (18) misalnya. Remaja Muslim yang tinggal di London ini justru memutuskan mengenakan hijab karena sering diperlakukan tidak sopan di jalanan London.

Farooq tidak merasa khawatir menunjukkan identitas agamanya kendati akhir-akhir ini kekerasan terhadap umat Muslim meningkat. Selain Farooq, Shanza Ali (25) dan adiknya, Sunda juga memutuskan memakai hijab kendati ibunya yang berasal dari Pakistan tak pernah memakai hijab.

Selain mendapati keteguhan perempuan Muslim Barat dalam menunjukkan identitasnya, studi ini juga menunjukkan alasan lain kaum perempuan di negara-negara minoritas Muslim memakai hijab atas kehendak mereka sendiri. Fakta ini berbeda dengan prasangka umum yang kerap diungkapkan media Barat bahwa perempuan Muslim dipaksa keluarga atau suami mereka untuk memakai hijab.  

Lebih jauh, studi kedua kampus terkemuka itu menemukan bahwa tiga sampel penelitian diantaranya Austria, Inggris dan Indonesia, alasan-alasan lain mereka memakai hijab karena merasa nyaman sekaligus sebagai fesyen. Hal ini tentunya menggugurkan pandangan Barat terkait hijab yang selalu diidentikkan dengan simbol fundamentalisme agama dan penindasan patriarkal.

Wahyu/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *