Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 05 January 2017

Menag Lukman: Jadikan Agama Perekat Integrasi dan Penguat Toleransi


islamindonesia.id – Menag Lukman: Jadikan Agama Perekat Integrasi dan Penguat Toleransi

 

Semangat dan motivasi keagamaan adalah sumber kekuatan kita dalam meraih kemerdekaan, mempertahankan kedaulatan nasional, dan menjaga keutuhan NKRI. Agama mendapatkan kedudukan terhormat dalam tata kehidupan masyarakat, sehingga dijadikan sebagai salah satu sumber pembentukan hukum nasional. Agama menjadi roh kehidupan kebangsaan kita sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

Demikian disampaikan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin, dalam sambutannya pada peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-71, di Jakarta, Selasa (3/1/2017) pagi.

Menag menegaskan, kehidupan keagamaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya, agama harus menjadi elemen perekat integrasi nasional, dan memperkuat toleransi. Artinya, agama yang diyakini dan diamalkan oleh umatnya masing-masing harus menjadi unsur pembentuk nation and character building bangsa Indonesia yang majemuk. Karena itu, seluruh umat beragama harus menyadari dan disadarkan bahwa nilai-nilai agama merupakan unsur perekat integrasi nasional.

“Dalam kaitan ini pula saya ingin mengingatkan, toleransi dan kerukunan bukan milik sesuatu golongan umat beragama semata, tetapi harus menjadi milik semua golongan dan berlaku untuk semua pemeluk agama. Saling menghormati dan saling menghargai identitas keyakinan antarumat beragama harus terus dijaga dalam upaya melindungi keutuhan NKRI,” tegas Lukman.

[Baca: Imbauan Menag Lukman: 2017, Tingkatkan Kerukunan Stop Saling Menafikan]

Terkait agenda nasional pilkada serentak tahun ini, Menag juga berharap agama bisa menjadi faktor pemersatu.

“Kami sudah mengimbau semua pihak, khususnya yang di lapangan, penyuluh dan tokoh agama, agar di tengah keragaman politik, etnis, dan suku, agama justru dijadikan sebagai yang menyatukan kita. Agama jangan sampai menjadi faktor pemecah kita sebagai bangsa,” tambahnya.

Untuk itu, Menag meminta semua pihak untuk lebih mengedepankan titik persamaan pandangan keagamaan, dibandingkan mempersoalkan perbedaan yang merupakan sunnatullah.

“Yakinlah bahwa di tengah keragaman pandangan keagamaan, masih jauh lebih banyak titik persamaannya,” pungkasnya.

[Sambutan Menag selengkapnya dapat dilihat DISINI]

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *