Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 27 July 2016

Menag Antisipasi Mahasiswa Indonesia Direkrut Kelompok Tak Bertanggungjawab


Islamindonesia.id–Menag Antisipasi Mahasisma Indonesia Direkrut Kelompok Tak Bertanggungjawab

Pemerintah Indonesia telah membangun empat gedung asrama mahasiswa di Al-Azhar, Kairo. Gedung berkapasitas 1.200 mahasiwa itu sudah selesai dibangun dan telah diserahkan pengelolaannya kepada Al-Azhar.

Penyerahan pengelolaan gedung itu kepada Al-Azhar dilakukan langsung oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin kepada Grand Syekh Al Azhar Ahmad al-Thayyeb. Semula setengah dari kapasitas gedung itu akan diperuntukan bagi mahasiswa Indonesia, sedang sisanya untuk mahasiswa Mesir dan asing lainnya. Tujuannya agar mahasiswa Indonesia bisa beinteraksi dengan warga asing lainnya.

Di luar dugaan Menag, Grand Syekh Al Azhar justru menghendaki agar seluruh gedung asrama hibah Pemerintah Indonesia diperuntukan bagi mahasiswa asal Indonesia. “Saya tidak menduga kalau Grand Syekh ternyata mempersilakan Pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan mahasiswa Indonesia, dengan mempertimbangkan prestasi, umur, jenis kelamin, dan kondisi lainnya,” terang Menag saat bertemu Grand Sheikh di area komplek Darrasah Al-Azhar University, Senin (25/07).

“Komite bersama yang terdiri dari unsur KBRI dan Al-Azhar akan menindaklanjuti hal teknis terkait hal ini,” tambahnya.

Kepada Menag, Grand Syekh menegaskan komitmen Al Azhar untuk mendukung dan memberikan perhatian penuh kepada mahasiswa Indonesia. Menurutnya, secara rutin Al-Azhar memantau perkembangan mahasiswa melalui pertemuan untuk mengetahui problem yang mereka hadapi. Hal ini penting, lanjut Al-Thayyeb, untuk mengantisipasi agar mahasiswa tidak direkrut oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab.

“Saya meminta Kedutaan Besar RI untuk memberikan data mahasiswa dan kondisi keuangan mereka. Dalam suasana terhimpit secara ekonomi, tidak tertutup kemungkinan mahasiswa dimanfaatkan oleh kelompok tersebut. Jangan sampai mereka merusak reputasi al-Azhar ketika kembali ke Tanah Air, karena selama di Mesir tidak belajar dengan sungguh-sungguh,” tandas Ahmad al-Thayyeb.

Akan hal ini, Menteri Lukman menyatakan bahwa prioritas utama ke depan adalah penyiapan kader bangsa yang mendalami bidang agama. Harapannya akan terlahir calon pemimpin bangsa yang memiliki spiritualitas yang kuat, sehingga sikap religiusitas melekat dalam setiap pengabdian di mana pun mereka berada.

AJ/IslamIndonesia/Sumber: kemenag.go,id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *