Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 12 February 2014

Media di Arab Saudi Menolak Larangan Valentine


Suasana valentine di Arab tahun ini agak sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. 14 Februari nanti, budaya perayaan kasih sayang dari Eropa ini disikapi dengan beberapa suara positif. Beberapa media lokal lah yang secara terang-terangan mulai berani menolak larangan hari Valentine di negeri Saud ini.

Tetapi secara bersamaan di tahun ini, secara terang-terangan, banyak juga rakyat Saudi yang terang-terangan menyatakan merayakan hari Valentine. Kepada Saudi Gazette, Noha, seorang mahasiswi mengatakan:

“Tahun ini tunangan saya bekerja di Riyadh, dan saya tidak akan bisa merayakan hari kasih sayang itu dengan dia, itu sebabnya saya mencoba mencari cara untuk mengirimkan hadiah melalui surat, tanpa memberitahu keluarga saya. Mengirim hadiah atau merayakan Hari Valentine adalah sesuatu yang memalukan dalam keluarga saya – itu sebabnya saya mencoba untuk menyembunyikan masalah ini, meskipun saya merayakannya dengan tunangan saya.”

Saudi Gazette melaporkan bahwa beberapa toko juga menentang larangan dengan menjual hadiah, cokelat dan bunga.

“Kami menampilkan koleksi hadiah Valentine tanpa iklan bahwa itu adalah untuk Hari Valentine.” Kata seorang pemilik toko.

Dan jangan juga dilupakan lewat internet. “Beberapa pasangan telah berpaling ke cara elektronik untuk mengungkapkan kasih mereka satu sama lain. Internet digunakan untuk mengirim e-kartu Hari Valentine, hadiah, bunga, dan lagu-lagu melalui email, Facebook, Twitter, dan situs web lainnya. Banyak anak muda Saudi yang menggunakan alat elektronik untuk mengirim pesan ke orang yang mereka cintai tanpa takut dikritik oleh pemerintah atau masyarakat.”

Tapi menurut Arab News juga ada pihak yang menentang hari Valentine dengan keras.

“Kebudayaan Barat mengorbankan ajaran agama kami, dan itu sangat berbahaya. Ini akan mengikis aspek-aspek kebudayaan kami dan menyimpang kita dari agama kami. Bahkan musik dan orang-orang yang perdagangan itu harus dilarang.”

Dan seorang guru wanita mengatakan:

“Apa selanjutnya? Apakah kita akan dipaksa untuk membeli dan menghias pohon Natal? Mengapa anak muda kita begitu mudah tertarik pada aspek kurang penting pada budaya barat? Mengapa mereka tidak bisa mengadopsi karakteristik yang lebih serius dari masyarakat itu seperti kerja keras, disiplin, dan etos kerja yang tepat? Ini adalah generasi yang hilang.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *