Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 09 December 2015

MAULID – Indahnya Akhlak Sang Rasul


Bulan Maulid atau Rabiul Awal adalah bulan kelahiran manusia agung Rasulullah saw. Di bulan ini, umat Muhammad ramai menghidupkan langgar dan masjid seraya mendendangkan syair kerinduan, shalawat dan pembacaan maulid.

Betapa umat merindukan Nabinya. Meski kuburnya nun jauh di Madinah, namun rindu dan cinta itu tak berjarak. Tak  pelak, saat mahalul qiyam dalam pembacaan maulid, air mata pecinta menetes, seperti merasakan kehadiran junjungannya di tengah mereka. Bak penduduk Madinah kala menyambut Rasul saat hijrah dari Makkah.

Tak bisa dipungkiri, manusia selalu haus teladan dalam hidupnya. Dan manusia-manusia pilihan Tuhanlah contoh terbaik dalam keteladanan. Terutama Rasul sebagai Nabi Rahmat bagi semesta. Maka wajar umat memendam rindu bersua Nabi, kekasihnya.

Inilah kisah, kenapa umat merindukan nabinya:

Rasul saw jika duduk bersama sahabat-sahabat, tidak pernah membedakan dirinya sehingga dikenali bahwa dirinya seorang Nabi. Tapi, nabi duduk sedemikian rupa sehingga tidak ada bedanya dengan yang lain. Sampai-sampai jika ada yang baru masuk ke tempat pertemuan, tidak bisa menebak yang mana sosok Rasulullah. Ketika masuk mereka akan bertanya, “Mana Nabi kalian?”

Jika dalam rombongan perjalanan beristirahat, masing-masing memiliki tugas untuk menyiapkan makanan dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam peristirahatan. Rasulullah pun tak pernah ketinggalan, beliau punya tugas sendiri, bahkan mengajukan diri. Beliau berkata, “Biar saya yang mengumpulkan kayu bakar.”

Saat berkumpul dan tempat sudah penuh, tidak ada lagi karpet untuk yang baru masuk, maka Rasulullah akan membentangkan jubahnya sebagai alas duduk.

Nabi Muhammad pun selalu memakai pakaian sederhana, menunggang keledai tanpa pelana, memerah susu sendiri, duduk bersama hamba sahaya tanpa risih, memberi salam kepada anak-anak, menjahit sendiri pakain dan sandalnya yang robek, menerima undangan masyarakat tanpa pilih kasih, selalu bersalaman dengan semua orang dan tidak pernah mencela makanan apa pun yang terhidang.

Rasul tawadu dan rendah hati, tak jarang beliau menerima saran dan kritik orang lain dan mau duduk di tempat yang lebih rendah dari kedudukannya.

Selamat datang bulan Maulid.

MA/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *