Mau Sehat? Harus Beragama

Ah, keluar juga pernyataaan itu. Dokter Amerika mengakui bahwa manusia memerlukan agama untuk hidup sehat.

Dr. David William, pemerhati faktor-faktor sosial dalam kesehatan, bilang, “Perawatan medis menjaga kita dengan baik saat kita sakit tapi tidak bisa berbuat dalam pencegahan.”

Lalu, Ketua editor medis ABC News, Dr. Richard Besser meneliti peran agama dalam proses penyembuhan penyakit. “Sebuah sistem pendukung yang berdasarkan iman bisa sangat membantu dalam proses penyembuhan,” ungkapnya sebagaimana dilansir commdiginews.

William dan Bessar memang tidak menganggap agama adalah sayarat mutlak agar manusia sehat. Tapi keduanya berpendapat, kalangan gereja lebih jarang sakit karena mereka lebih sedikit terpapar resiko berbahaya seperti merokok atau minum minuman keras. Doa dan meditasi juga mampu menurunkan kadar stress. Sedang interaksi reguler dengan orang-orang sependirian juga telah menyulap dunia mental dan fisik mereka menjadi lebih baik.

Ini belum seberapa. Seorang dokter dan peneliti di universitas Stanford, David Carreon percaya, ada banyak bukti yang mengindikasikan bahwa agama punya pengaruh sangat berarti dalam kehidupan manusia.

Carreon berpendapat, agama mampu menggalakkan pemahaman mendalam tentang Tuhan dan cinta sesama. Bersandar pada petikan Alkitab, “Kami mencintai karena Dia lebih dulu mencintai kita” ia menyimpulkan bahwa kemampuan manusia untuk mengasihi, memaafkan dan lainnya bersumber dari sesuatu yang lebih bisa diandalkan dibanding keinginan manusia itu sendiri.

Ini masih versi dokter Kristen, yang agamanya tidak mengharamkan miras sama sekali. Kalau dokter-dokter Muslim juga melakukan penelitian tentang peran Islam dalam kesehatan kaum muslimin, hasilnya mungkin lebih menakjubkan. (A/commdiginiews)