Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 02 October 2019

Mahathir Mohamad kepada PM India: Jangan Serang Kashmir


islamindonesia.id – Mahathir Mohamad kepada PM India: Jangan Serang Kashmir

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengangkat isu tentang Kashmir di PBB, dia menuduh bahwa India telah “menyerang dan menduduki” Jammu dan Kashmir, dan meminta New Delhi untuk bekerja sama dengan Pakistan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Mahathir dalam pidatonya kepada Majelis Umum PBB pada hari Jumat (27/9) mengatakan bahwa mungkin memang ada alasan untuk India bertindak di Jammu dan Kashmir “tetapi itu tetap saja salah.”

Dia mengatakan meskipun sudah ada resolusi PBB, namun Jammu Kashmir telah “diserang dan diduduki.”

Dia mengatakan, “Mengabaikan PBB akan mendatangkan bentuk masa bodoh lain terhadap PBB dan supremasi hukum.”

“India harus bekerja sama dengan Pakistan untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

Kemudian, saat berbicara dalam konferensi pers di Markas Besar PBB, Mahathir mengatakan dia telah menyarankan kepada rekannya Narendra Modi (PM India) untuk menyelesaikan masalah Kashmir melalui “negosiasi” dan bukan dengan “serangan”, saat Modi sebelumnya mengatakan kepadanya mengapa pemerintahnya mencabut status khusus Jammu dan Kashmir di tengah pertemuan mereka di Rusia.

India dengan tegas mengatakan kepada komunitas internasional bahwa penghapusan Pasal 370 (status khusus Jammu dan Kashmir dalam UU India) adalah persoalan internal.

India telah menolak keterlibatan apapun dari pihak ketiga untuk memediasi persoalan Kashmir dengan Pakistan, mengatakan kedua negara dapat membahas dan menyelesaikan semua masalah secara bilateral.

Mahathir sebelumnya telah bertemu dengan Modi di Vladivostok, Rusia dalam sebuah forum ekonomi pada awal September.

Pemimpin Malaysia itu ditanya oleh seorang wartawan pada hari Jumat, apakah dia telah mencoba berbicara dengan India dan Pakistan untuk menenangkan dan menahan diri.

Mahathir mengatakan dia memiliki “sesi panjang” dengan PM Modi di Vladivostok di mana Modi menjelaskan mengapa dia mengambil tindakan untuk mencabut Pasal 370 tentang Kashmir.

“Dia (Modi) juga setuju dengan saya bahwa bahkan India telah memecahkan masalah melalui negosiasi, dengan Bangladesh dan lainnya,” kata Mahathir.

Mahathir menambahkan, bahwa dia telah “menyarankan kepadanya, karena India memiliki pengalaman dalam bernegosiasi untuk mengurangi konflik atau untuk menyelesaikan konflik, mengapa tidak menggunakan negosiasi untuk melakukannya daripada menyerang Kashmir.”

Dia menambahkan, Modi “tidak berkomitmen terhadap apa pun, tetapi saya mengatakan kepadanya bahwa terserah padanya apakah dia akan melakukan negosiasi untuk menyelesaikan masalah terorisme di daerah tersebut.”

India telah berbicara dengan Malaysia mengenai masalah ekstradisi penceramah radikal, Zakir Naik.

Pada 17 September, perdana menteri Malaysia mengatakan bahwa Modi tidak meminta ekstradisi Naik, tetapi India membantahnya, mengatakan masalah itu muncul ketika kedua pemimpin bertemu di Rusia.

Naik, seorang penceramah keagamaan yang berusia 53 tahun, meninggalkan India pada tahun 2016 dan kemudian pindah ke Malaysia, di mana dia diberikan izin tinggal permanen oleh pemerintah Malaysia pada waktu itu, PM Najib Razak.

Naik dicari oleh otoritas India sejak 2016 karena tuduhan pencucian uang dan menghasut ekstremisme melalui pidato kebencian.

PH/IslamIndonesia/Sumber: Deccan Herald/Foto Fitur: Reuters

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *