Satu Islam Untuk Semua

Monday, 17 November 2014

M. Arief Rosyid: ‘Ke Depan HMI Lebih Baik’


Ketua HMI, M. Arief Rosyid Hasan.

Di ring tinjuk politik Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam masuk di kelas berat. Berdiri sejak 1946, inilah organisasi mahasiswa Muslim terbesar dengan tentakel organisasi membentang dari Sabang hingga Merauke. Jangkauan pukulannya bisa dilihat dari tak terhitung kadernya yang menjadi orang penting dan duduk di pusaran sempit kekuasaan. Tapi pekan lalu, organisasi seperti petinju yang mendadak limbung lepas kena upper cut keras. Laporan media menyebutkan dua anggota organisasi — asal dari Sulawesi Selatan – tertangkap polisi di Jakarta lepas memeras Ketua DPR, Setya Novanto. Modusnya: pemalakan via demonstrasi. Pukulan ini memaksa bos besar organisasi, M. Arief Rosyid Hasan, melobi kiri-kanan, termasuk meminta Setya membukakan pintu maaf untuk dua anggota HMI di hotel prodeo. Hasilnya? Damai. Dua anggota HMI itu keluar dari Hotel Prodeo lepas meminta maaf pada Setya. Reporter Islam Indonesia, Amira Haddad, berbincang dengan Arief Rosyid pekan lalu. Petikannya:

Bisa Anda ringkas kiprah pemuda HMI di era Presiden Joko Widodo?
Alasan pertama dibentuknya HMI adalah pertama untuk kepentingan umat, lalu yang kedua untuk kepentingan kebangsaan. Posisi HMI sejak dulu hingga hari ini, sejak Soekarno hingga Jokowi, selalu bingkai peran itu. Pendeknya, HMI hadir untuk menjadi pelopor perubahan baik dalam konteks kehormatan dan kebangsaan.

Tapi bagaimana ceritanya sampai ada kader Anda yang tertangkap memeras pejabat negara?

Ah, mohon dibedakan ya antara kader dan anggota. Jadi ada dua kawan kita itu anggota HMI. Tapi mereka berdemonstrasi sama sekali tidak memakai nama organisasi HMI. Mereka bergerak sendiri bersama teman-temannya. HMI sama sekali tidak membenarkan demonstrasi seperti itu. Namun kasus penangkapan dua anggota HMI itu sudah lama, sekitar dua pekan. Sebab itu banyak yang menaruh harap saya bisa membantu kasus mereka. Ya ini juga soal rasa kemanusiaan. Jadinya saya turun membantu mengurus keringanan proses hukum mereka, termasuk melobi Ketua DPR, Setya Novanto, agar memberi maaf untuk dua orang anggota itu.

Jadi benar Anda menjamin kepala Anda ke Setya Novanto agar dua tahanan itu dibebaskan?

Bukan menjaminkan sebenarnya. Saya dalam kapasitas menolong teman-teman saya agar ada penangguhan dalam proses hukum.

Kenapa aktivis HMI dari Sulawesi Selatan bisa sampai begitu bernyali dan seperti punya fasilitas untuk bisa terbang ke Jakarta, menggelar demonstrasi dua kali lalu memeras Ketua DPR?

Teman-teman ini sudah kuliah di Jakarta. Asalnya memang dari Sulawesi Selatan, salah satunya dari Soppeng. Tapi mereka sudah kuliah di Jakarta. Jadi bukan terbang ke Jakarta sekadar untuk berdemonstrasi.

Analisa Anda dan pengurus pusat HMI, apa yang melatari kenekatan seperti itu?

Aduh, kalau kemaren ditanya motivasinya karena kebutuhan dana dan kebutuhan sehari-hari. Saya tidak masuk situ. Saya tidak terlalu paham.

Ada faktor lain, mungkin?

Saya terus terang tidak tahu (sambil tertawa kecil). Jika mau, Anda tanyakan saja ke mereka langsung.

Banyak yang bilang bisnis demonstrasi berbayar sudah jamak dan jadi rahasia umum di kalangan aktivis HMI. Apa memang begitu?

Tidak kok, di institusi HMI tidak ada yang seperti itu. Kalaupun ada, itu di luar tanggung jawab pengurus pusat. Kami tidak membenarkanlah hal- hal yang seperti itu. Kalau banyak sih saya kira tidak ya. Ya, satu dua orang seperti sekarang ini saja.

Kabarnya pengurus junior itu hanya meniru jejak ‘kakanda’ mereka yang juga lihai berbisnis proposal dan ancam mengancam?

Tidak lah… Jangan dipukul rata seperti itu dong. Kami berharap hal-hal yang destruktif seperti ini tidak terlalu digembar-gemborkan. Karena ada banyak prestasi HMI. Kalau saya pribadi, secara institusi, saya juga sudah membahasakan waktu disana kalau itu diluar kendali kita karena mereka bergerak sendiri, dan saya kira kita sudah berusaha mengarahkan anak muda ini agar lebih baik lagi.

Apa jawaban Anda pada sinisisme orang banyak bahwa HMI kini menuju dasar sumur; beberapa alumninya yang punya nama, sebut saja Anas Urbaningrum, masuk terungku kena kasus korupsi. Lalu kini dua pengurus dari Sulawesi Selatan masuk terungku karena mencoba memeras pejabat?

Jadi apa yang terjadi beberapa itu bukan ceriminan organisasi. Kita juga tidak bisa mengenal perilaku beberapa orang ini sebagai perilaku organisasi, karena begitu banyak juga orang orang terbaik yang dihasilkan oleh HMI. Artinya mereka-mereka yang punya masalah itu adalah mereka yang mencoba keluar dari jalur organisasi, keluar dari apa yang diharapkan dan dicita-citakan organisasi. Justru malah yang harus kita lihat adalah bagaimana prestasi yang dicapai HMI. Terakhir kita punya Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga ada seorang mahasiswa islam di Amerika yang punya prestasi dan InsyaAllah akan mendapat nobel dan masih banyak yang lain. Mereka itulah yang  selama ini memegang teguh independensi dan menjaga idealismenya.

Ada lagi tudingan yang lebih sinis yang intinya aktivis HMI masa kini telah berubah jadi predator ekonomi. Sassusnya, sejumlah pengurus bahkan tak segan makan uang Israel, termasuk datang ke Singapura untuk menghadiri perayaan ulang tahun Israel. Apa benar begitu?

Tidak seperti itu lah. Justru malah kita berkontribusi memberikan pemuda-pemuda terbaik untuk bangsa dan negara. Informasi yang beredar di luar itu tidak benar dan tidak sesuai. Apa yang sudah kita bangun lebih dari 67 tahun adalah sejarah panjang yang dilakukan alumni kita. Kalaupun ada yang bermasalah itu bisa kita jadikan pembelajaran agar ke depan lebih baik lagi.

Jadi kabar ada eks pengurus HMI pernah melancong ke Israel itu salah?

Saya sih tidak tahu persisnya ya. Yang jelas saya pribadi belum pernah kesana. Coba saja Anda gali lebih dalam, biar clear informasinya.

Apa seruan Anda untuk seluruh pengurus HMI lepas terungkapnya kasus pemerasan dua pengurus organisasi atas Ketua DPR?

Sekali lagi bukan pengurus yah, tapi anggota. Bagi saya, sebagai pemuda harus selalu menjaga, pertama idealisme dan kedua harus selalu mempelopori perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara ini. Saya kira dua alasan lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi yang peduli pada terhadap persoalan umat dan kebangasaan itu harus terus dilanjutkan dengan pribadi yang menjaga idealise dan tujuan organisasi.

(Amira/Islam Indonenesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *