Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 14 August 2016

LIPUTAN–James Hoesterey, Aa Gym dan Wajah Islam


IslamIndonesia.id – James Hoesterey, Aa Gym dan Wajah Islam

 

Pada Jum’at (12/08) lalu, Majelis Fikr Mizan mengadakan diskusi dengan mendatangkan James B. Hoesterey, seorang antropolog dari Amerika Serikat yang meneliti kehidupan masyarakat Islam di Indonesia. Diskusi ini bertajuk “Rebranding Islam: Piety, Prosperity and a Self Help-Guru” yang juga merupakan judul buku karangannya (2015). Buku ini membahas sosok Aa Gym (KH Abdullah Gymnastiar) sebagai seorang da’i kondang di Indonesia.

Karena penelitiannya tersebut, pria yang kini menjabat sebagai asisten professor di Universitas Emory itu mendapat julukan Aa Jim. Ia fasih berbahasa Indonesia dan memahami bahasa Sunda karena pernah berada di Bandung cukup lama. Hasil penelitiannya kini menjadi buku yang berjudul sama dengan tema diskusi kali ini. Pada sampul bukunya, terpampang gambar Aa Gym yang sedang berada di panggung dan menyalami beberapa jama’ahnya.

Diskusi yang diadakan di kantor Mizan Publika ini juga dihadiri oleh Direktur Mizan, Abdillah Toha, kemudian beberapa rekan-rekan dari penerbit Mizan serta salah seorang cendekiawan Muslim ternama, Haidar Bagir. Diskusi ini bertujuan untuk memaparkan hasil pengamatan James terhadap beberapa persoalan yang dihadapi Islam. Salah satunya adalah penyebutan bagi kelompok Islam yang berusaha untuk membentuk citra baik pada wajah Islam masa kini.

Menurut pengalaman James selama ini, orang-orang yang mengalami Islamophobia menganggap bahwa Islam identik dengan kekerasan, dan mereka mengenal Islam sebagai ancaman terorisme. Dalam presentasinya, dia menunjukkan bahwa penyebutan ‘moderat’ bagi kelompok Islam yang dinilai tidak radikal juga dianggap kurang pas dan terkadang menuai kritik. Seperti, misalnya, jika terjadi tindak kekerasan oleh kaum Muslim atau yang dianggap dilakukan oleh kaum Muslim, para ‘senior citizen’ akan bertanya, ke manakah para Muslim moderat pergi dan mengapa hanya diam saja?

Padahal dengan menyalahgunakan istilah tersebut, sebagian kaum Muslim dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa yang tidak mereka lakukan. Pada akhirnya, malah memunculkan stigma bahwa antara Muslim moderat dan Muslim radikal tidak berbeda.

Di Amerika Serikat sendiri, pemerintah Indonesia sudah sering bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memberikan sebuah pencerahan bahwa sebenarnya Islam adalah agama yang lemah lembut. Hal itu pula yang telah dilakukan Aa Gym di Indonesia, menurut James, yaitu membranding Islam sebagai agama yang lembut. Sebagian kalangan mencoba untuk membranding Islam sebagai sebuah agama dan sebagai negara. Padahal, di Arab Spring saja, Indonesia dan Turki menjadi model bagi dunia dalam hal negara Islam yang damai.

Saat meneliti sosok Aa Gym dan yayasannya Daarut Tauhid, James banyak menemani dan melihat bagaimana Aa Gym memperkenalkan Islam sebagai agama yang ramah dan jauh dari unsur kekerasan. Oleh sebab itu, di Indonesia yang mayoritas beragama Islam, memberikan sebuah situasi yang harmonis sehingga negara-negara lain bisa menilai Islam secara pasti lewat kehidupan sehari-hari para penganutnya. Sebab pemahaman yang salah terhadap agama serta phobia yang mulai menyebar, membuat para penduduk enggan mengenal lebih jauh apa itu Islam. []

Andi/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *