Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 27 June 2020

Lima Buku tentang Sejarah Muslim Kulit Hitam yang Wajib Dibaca


islamindonesia.id – Lima Buku tentang Sejarah Muslim Kulit Hitam yang Wajib Dibaca

Protes massa di seluruh Amerika Serikat terhadap pembunuhan orang-orang berkulit hitam Amerika, sebut saja George Floyd, Breonna Taylor, Tony McDade, dan banyak lainnya oleh polisi telah menghidupkan kembali diskusi penting tentang rasisme anti-Kulit Hitam dan warisan perbudakan di seluruh dunia.

Gerakan Black Lives Matter melawan rasisme anti-Kulit Hitam telah memperoleh momentum dan energi baru, terjadi ketika orang-orang kulit hitam menderita dengan tingkat yang tidak proporsional akibat Covid-19 dan tingkat pengangguran yang telah melonjak. Sederhananya, banyak orang kulit hitam yang merasa nothing to lose.

Gerakan ini telah menyebabkan banyak Muslim di Amerika Serikat, terutama Muslim yang bukan kulit hitam, mencari pengetahuan tentang sejarah Islam kulit hitam di AS dan untuk menemukan cara untuk mendukung gerakan Black Lives Matter.

Muslim kulit hitam di AS tidak kebal dari kekerasan polisi: pada tahun 2018, Shukri Ali Said, 36, kelahiran Somalia, yang menderita krisis kesehatan mental, ditembak dan dibunuh oleh petugas polisi di Johns Creek, Georgia. Keempat petugas yang terlibat dalam kematian Said dibebaskan dari kesalahan.

Dan kemudian pada 9 Mei tahun ini, warga Amerika-Sudan Yassin Mohammed, 47, yang mungkin juga berada di tengah krisis kesehatan mental, dibunuh oleh petugas polisi, juga di Georgia.

Kasus Mohammed dan Said hanya menarik sedikit perhatian di luar komunitas lokal mereka – suatu tindakan pengikisan yang mengarah pada marginalisasi yang terus-menerus dalam komunitas-komunitas baik kulit hitam penyandang cacat, maupun Muslim kulit hitam.

Sementara gerakan Black Lives Matter baru berusia enam tahun, perjuangan pembebasan kulit hitam di Amerika Utara telah berusia lebih dari 500 tahun, dan Muslim kulit hitam seringkali berada di pusatnya.

Dari penulis dan cendekiawan, hingga aktivis dan pengorganisasi komunitas, seniman dan musisi, Muslim kulit hitam telah memainkan peran integral dalam memperjuangkan orang-orang kulit hitam, bahkan ketika mereka masih dalam perbudakan.

Dari kebanyakan buku-buku relevan yang tersedia tentang masalah ini, lima buku ini menonjol karena aksesibilitas dan memiliki kemampuan untuk membantu mengontekstualisasikan hubungan antara pemberontakan saat ini dan Islam dan Muslim di Amerika Serikat dan seterusnya.

Servants of Allah oleh Sylviane Diouf

Lebih dari 30 persen dari semua orang Afrika yang diperbudak yang diangkut ke Amerika adalah Muslim, dengan sebagian besar diangkut ke Karibia dan Amerika Selatan, terutama Brasil.

Diterbitkan pada tahun 2013, buku Sylviane Diouf, merinci bagaimana orang Afrika yang diperbudak di Karibia dan Amerika melawan supremasi kulit putih, mempertahankan hubungan dengan orang Afrika lainnya di seluruh diaspora – dan, dalam beberapa kasus, benua Afrika – dan mampu menemukan cara untuk mempraktikkan agama mereka di bawah pengawasan yang ketat.

Buku ini menyoroti beberapa tokoh penting Muslim Hitam di Amerika termasuk Omar bin Said dan Bilali Mohamed – keduanya adalah penulis dan cendekiawan Islam yang warisan intelektualnya masih terasa sampai sekarang.

The Autobiography of Malcolm X

Meskipun terbit lebih dari 50 tahun lalu, buku ini tetap relevan. Buku tentang Malcolm X ini mencakup berbagai topik, termasuk efek sosial dan psikologis yang dimiliki negara terhadap keluarga kulit hitam, peran yang dimainkan media dalam membangun dan melanggengkan Islamofobia anti-kulit hitam, dan perlunya laki-laki Muslim untuk menentang pelecehan seksual.

Buku ini juga mendesak aktivis keadilan rasial untuk berbicara dalam hal hak asasi manusia, bukan hak sipil, untuk menunjukkan bagaimana gerakan keadilan di seluruh dunia terkait satu sama lain.

Black Star, Crescent Moon: The Muslim International and Black Freedom Beyond America oleh Sohail Daulatzai

Buku karya Sohail Daulatzai yang diterbitkan tahun 2012 ini adalah pelengkap yang sempurna untuk The Autobiography of Malcolm X. Salah satu pengaruh Malcolm X yang paling signifikan terhadap Islam Amerika adalah pengaruhnya terhadap internasionalisme kulit hitam, yang dibangun atas hasil kerja aktivis Audley Moore, Shirley Graham DuBois, dan Louis Little.

Buku Black Star, Crescent Moon ini menggunakan sosok Malcolm X sebagai salah satu kendaraan utamanya untuk menelaah sejarah budaya dan politik radikalisme kulit hitam, Islam kulit hitam, dan “Negara Dunia ke-III Muslim” pada era pasca Perang Dunia II.

Daulatzai menyoroti bagaimana kaum radikal kulit hitam menghubungkan identitas, seni, dan aktivisme mereka dengan gerakan pembebasan di Afrika dan Asia karena mereka berbagi perjuangan dan tujuan bersama.

Being Muslim: A Cultural History of Women of Color in American Islam oleh Sylvia Chan-Malik

Buku karya Sylvia Chan-Malik ini memberikan pengingat penting untuk tidak mengabaikan aktivisme wanita Muslim dan bahwa itu mungkin muncul di tempat-tempat yang tidak biasa, termasuk foto, puisi, dan film dokumenter.

Buku Being Muslim yang terbit 2018 ini mengeksplorasi bagaimana wanita Muslim kulit berwarna pada abad ke-20 dan ke-21 telah memainkan peran penting dalam membangun praktik dan identitas Muslim, serta membentuk bagaimana ras dan gender dipandang di AS.

Chan-Malik mengingatkan semua Muslim di Amerika Serikat bahwa mereka berhutang budi pada pekerja Muslim Kulit Hitam, termasuk perempuan Muslim kulit hitam. Menjadi Muslim menekankan bahwa ras dan gender penting ketika membahas Islam.

Muslim Cool: Race, Religion and Hip Hop in the United States oleh Su’ad Abdul Khabeer

Meskipun buku ini bukan buku sejarah, namun ia tetap penting karena memberikan diskusi yang luas tentang konstruksi ras dalam komunitas Muslim di AS.

Su’ad Abdul Khabeer memperkenalkan istilah, “Muslim cool,” yang dia definisikan sebagai “cara berpikir dan cara menjadi Muslim yang menolak dan membangun kembali hierarki ras AS”. Hirarki rasial arus utama menempatkan kulit putih di bagian atas, kulit hitam di bagian bawah, dan semua ras lainnya di antara keduanya, jika ada.

Buku ini menantang pandangan Amerika Serikat sebagai negara yang sudah melewati rasisme atau masih sebatas oposisi biner antara kulit hitam-putih. Ras adalah persoalan yang penting.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Omar bin Said. Sumber: Yale University/Sumber artikel: Middle East Eye

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *