Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 28 October 2018

Lagi, Saudi Tewaskan 21 Warga Sipil Yaman dalam Serangan Udara


islamindonesia.id – Lagi, Saudi Tewaskan 21 Warga Sipil Yaman dalam Serangan Udara

 

Sanaa, Yaman, serangan udara pimpinan Saudi pada Rabu (24/10) malam menghantam pabrik pengemasan sayuran di daerah perumahan di sebuah kota di provinsi Hodeidah, menewaskan 21 orang dan melukai 11 lainnya, kata sumber kementerian kesehatan, sebagaimana dilansir dari Middle East Eye.

Sekitar separuh dari mereka yang meninggal tewas seketika. Sisanya meninggal karena mereka tidak mendapatkan penanganan medis yang diperlukan secara cepat. Rumah sakit terdekat sekarang jaraknya menjadi enam jam perjalanan karena jalan diblokade oleh para pihak yang berperang.

Sebagian besar adalah pekerja pabrik atau petani yang sering pergi ke fasilitas di kota Bayt al-Faqih untuk menyiapkan hasil panen mereka untuk dijual di pasar di kota Hodeidah yang jaraknya sekitar 70 km jauhnya, kata seorang warga.

“Lingkungan Al-Masoudi berjarak 10 km dari kota Bayt al-Faqih dan ini adalah daerah yang aman, sehingga para petani pergi untuk mencuci dan mengemas sayuran dan buah mereka di sana,” kata Jamil, yang bekerja di salah satu restoran di kota itu.

Lagi, Saudi Tewaskan 21 Warga Sipil Yaman 2

Seorang sumber di kementerian kesehatan di Sanaa mengatakan, dengan syarat tidak ingin disebutkan namanya karena alasan keselamatan, pabrik itu “jauh dari medan pertempuran,” dan tidak satu pun dari mereka yang terluka merupakan pemberontak Houthi yang sedang diperangi Saudi.

Kementerian merilis sebuah pernyataan pada Kamis pagi, yang dilaporkan oleh media lokal, yang mengecam penargetan warga sipil dalam serangan itu, mengatakan bahwa pihaknya telah “mengungkapkan kelemahan PBB dan ketidakmampuannya untuk memainkan peran apa pun, bahkan hanya untuk mengecam agresi pasukan koalisi yang dipimpin Saudi.”

Semenjak intervensi perang pada tahun 2015, koalisi pimpinan Saudi telah sering melakukan serangan udara yang mengenai warga sipil, meskipun mereka membantah bahwa itu bukan kesengajaan.

Juru bicara koalisi, Kolonel Turki al-Malki, mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.

“Kami menerima laporan ini dengan sangat serius dan akan menyelidiki sepenuhnya, karena semua laporan seperti ini, menggunakan sumber independen yang diakui secara internasional,” katanya. “Sementara ini sedang berlangsung, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut.”

 

Serangan Ketiga dalam Minggu ini

Ini adalah serangan koalisi ketiga yang terjadi di provinsi itu dalam seminggu, tetapi yang terbesar adalah yang terakhir, dengan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena 11 orang terluka lainnya sedang dirawat di rumah sakit di kota Hodeidah, kata sumber kementerian kesehatan.

“Praktisi kesehatan internasional khusus telah pergi dari negara ini, sehingga orang yang terluka biasanya meninggal akibat kurangnya penanganan medis,” kata sumber itu.

Pada Sabtu, serangan udara menewaskan seorang warga sipil dan melukai empat lainnya di Jalan Zayed – nama ini berasal dari nama pendiri UAE, Sheik Zayed bin Sultan Al Nahyan – di kota Hodeidah.

Kemudian pada Rabu pagi, pasukan koalisi mengebom para pengendara sepeda motor di Jalan 7 Juli (nama jalan, bukan tanggal-Red) di daerah perumahan Hodeidah. Serangan itu menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak, dan melukai enam lainnya, kata sumber dari kementerian dan seorang warga.

“Warga sipil membayar harga tinggi karena konflik ini,” kata Lise Grande, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, mengacu pada serangan terbaru.

Serangan itu terjadi ketika bentrokan sengit meletus di pinggiran selatan kota di mana pasukan pro-pemerintah telah berusaha maju ke arah pelabuhan Hodeidah yang sangat strategis.

Seorang pemimpin militer Houthi di Hodeidah mengatakan, “Tidak ada anggota militer Yaman atau AnsarAllah (Houthi) di daerah yang baru-baru ini ditargetkan oleh serangan udara agresor di kota Hodeidah atau di Bayt al-Faqih.”

Hadil Shukri, warga yang tinggal di Hodeidah, mengatakan bahwa pesawat tempur telah terbang di atas kota sejak Rabu pagi, menakut-nakuti penduduk.

“Ketika kami mendengar serangan udara pada Jalan 7 Juli, kami terpaksa diam di ruang bawah tanah rumah, dan kami telah mendengar serangan udara lainnya tetapi saya tidak tahu di mana mereka menyerang,” katanya.

“Saya berusia 34 tahun dan orang seusia saya seharusnya bekerja dan berpikir tentang masa depan, tetapi sekarang kami hanya berpikir bagaimana untuk tetap jauh dari serangan udara,” katanya.

“Saya berharap bahwa Saudi menghentikan perang melawan Yaman dan membiarkan kita menikmati hidup seperti orang-orang di negara-negara Teluk. Saya pikir ini adalah hak dasar warga Yaman yang telah dirampas dari kami karena perang.”

Di Bayt al-Faqih, Jamil mengatakan beberapa orang telah meninggalkan daerah itu ke provinsi yang lebih aman, tetapi sebagian besar tetap tinggal, bahkan ketika kehidupan di kota memburuk.

“Penutupan jalan utama antara Bayt al-Faqih dan Hodeidah pada bulan Juni telah memperburuk kehidupan kami karena kami tidak dapat datang ke rumah sakit di kota Hodeidah dengan mudah dan para petani tidak bisa pergi untuk menjual sayuran mereka,” katanya.

“Kematian menjadi hal yang biasa di Bayt al-Faqih, kami tidak dapat melarikan diri karena serangan udara menyerang warga sipil baik di zona konflik maupun di daerah-daerah yang (sebelumnya) aman.”

 

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *