Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 13 June 2012

Komaruddin: Saya Ingin Ajak Semua Berdialog


Launching dan Bedah Buku baru Prof Komaruddin Hidayat:

Jakarta – Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat, mengharapkan dibukanya pintu dialog semua umat beragama di Indonesia, lewat buku yang ditulisnya, “Agama Punya Seribu Nyawa“.

“Saya berharap buku ini bisa sebagai teman dialog bagi semua komponen kebangsaan, sebab isinya merupakan pemikiran reflektif mengenai kehidupan beragama di Indonesa,“ jelasnya, pada saat diskusi di gedung Pasca-Sarjana Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (12/6).

Di samping eksepktasi tersebut, Komaruddin juga menjelaskan bahwa agama saat ini bukan lagi monopoli para pemuka agama, melainkan “rame-rame“ dibicarakan oleh kaum ilmuwan. “Bicara soal Tuhan sekarang adalah ilmu-ilmu scientific, seperti ilmu fisika qantum. Para scientist yang membicarakanya, bukan monopoli para pemuka agama lagi,“ ujarnya, pada diskusi yang dihadiri Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, dan M Subhi Ibrahim, itu.

Secara langsung Komaruddin membantah pandangan bahwa keberadaan agama sudah tidak perlu lagi, melainkan ketika agama diserang, dengan sendirinya terjadi proses berpikir kembali tentang agama itu.

“Dari dulu sudah ada ramalan bahwa agama akan mati. Tapi lihatlah sekarang yang terjadi justru falsifikasi, ada suatu proses rethinking agama. Banyak kampus teologi berkembang untuk mendalami lagi substansi keagamaan. Jadi agama nggak usah dibela, dia akan membela dirinya sendiri,“ paparnya.

Kenapa Seribu Nyawa?

Komaruddin menjelaskan, pemilihan angka 1000 sebagai bagian dari judul buku tersebut merupakan simbol pluralisme yang ada di Indonesia. “Seribu nyawa itu simbolik. Banyak kan simbol-simbol, hari ada 7, ada 7 turunan. Seribu mewakili ragam kelompok kepercayaan, bumi dihuni oleh banyak kelompok agama dan pemahan akan Tuhan yang beragam pula,“ jelas Komaruddin.

Keragaman tersebut, lanjutnya, bisa dipandang dari 2 sudut oleh beragam kelompok kepercayaan ini. “Ya, bagaimana kita melihatnya, apakah keragaman agama ini dipandang sebagai sumber konflik atau justru sebagai pilar pembangun peradaban.”

Dalam diskusi itu, Komaruddin juga menyampaikan kekecewaannya terhadap praktek keagamaan yang ada di Indonesia. “Agama di Indonesia itu sering menjadi instrumen politik. Padahal, tugas agama itu lebih kepada sense ketenangan batin bagi semua pemeluknya,“ tegasnya.

Buku “Agama Punya 1000 Nyawa“ karya Prof Dr Komaruddin Hidayat ini diterbitkan oleh Noura Books. Buku setebal 308 halaman ini memuat pengalaman keseharian Komaruddin, sebuah refleksi filosofis dan teologis kehidupan agama yang dipandang secara sederhana, mudah dan bermanfaat. Buku ini dilepas di pasaran dengan harga Rp 54.000 per eksemplar. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *